Perangkat Kesultanan Ternate, mengimbau kepada seluruh masyarakat di Maluku Utara (Malut) untuk bersama-sama menjaga kedamaian dan keharmonisan selama tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
"Sebagai tokoh agama dan tokoh adat, saya mengajak kita semua untuk menjaga kondusivitas wilayah agar proses demokrasi dapat berjalan dengan aman dan damai. Jangan biarkan isu SARA mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa," kata Perangkat Kesultanan Ternate, Mahmud Julkiram di Ternate, Senin.
Dirinya menekankan pentingnya persatuan serta menolak segala bentuk provokasi yang mengusung isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), yang berpotensi merusak kerukunan antarwarga.
Di samping itu, kata dia, perlunya sikap bijak masyarakat dalam menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang dapat menimbulkan perpecahan. Menurutnya, Pilkada 2024 merupakan kesempatan penting untuk memilih pemimpin terbaik demi kemajuan daerah.
"Ayo, jaga kebersamaan dan hindari perpecahan dengan tidak terpengaruh oleh isu SARA yang dapat menjerumuskan kita ke dalam kebencian. Sebarkan nilai-nilai persatuan, bukan perpecahan," ujarnya.
Peran aktif masyarakat sangat penting dalam menciptakan suasana kondusif selama proses Pilkada. Oleh karena itu, dirinya berharap masyarakat dapat menjadi agen perdamaian dengan menghindari segala bentuk provokasi yang berpotensi memicu konflik.
Imbauan ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk menjaga nilai-nilai toleransi, persatuan, dan demokrasi dalam menghadapi pesta demokrasi yang dijadwalkan berlangsung pada 27 November 2024.
"Mari bersama-sama wujudkan Pilkada 2024 yang aman, damai, dan penuh semangat persaudaraan," tutupnya.
Seruan ini diharapkan dapat mempererat persatuan masyarakat Ternate, sehingga Pilkada dapat berlangsung dengan sukses dan memberikan hasil terbaik bagi kemajuan daerah.
Sebelumnya, sejumlah tokoh agama di Malut mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kamtibmas demi terciptanya pilkada serentak 2024 yang damai dan aman.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Halmahera Utara, Husain Horu mengatakan, dalam masa tenang pilkada ini harus dihindari berbagai isu negatif yang sering berkembang di kalangan masyarakat, baik SARA, maupun isu lain yang tentu memberikan kesan perpecahan di elemen masyarakat.
Sehingga, perlu adanya kesadaran masyarakat agar bisa melihat mudarat suatu isu yang membawa perpecahan. Dengan demikian, warga tentu tidak terpengaruh oleh isu miring yang sengaja mengadu domba.
"Saya mengimbau kepada seluruh umat Islam agar selama pelaksanaan Pilkada mari kita songsong untuk mensukseskan, dan kalau ada perbedaan itu biasa-biasa saja, tetapi jangan sampai kita memutuskan hubungan silaturahim di antara kita. Selain itu marilah kita menjaga ketertiban dan kedamaian menjelang pemilihan 27 November 2024," katanya.
Para tokoh agama mengajak dan mengimbau masyarakat dalam menghadapi Pilkada Serentak 2024 sama sama menjaga kondusivitas ketertiban dan keamanan masyarakat, sehingga mampu menciptakan Pilkada yang bermartabat.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Sebagai tokoh agama dan tokoh adat, saya mengajak kita semua untuk menjaga kondusivitas wilayah agar proses demokrasi dapat berjalan dengan aman dan damai. Jangan biarkan isu SARA mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa," kata Perangkat Kesultanan Ternate, Mahmud Julkiram di Ternate, Senin.
Dirinya menekankan pentingnya persatuan serta menolak segala bentuk provokasi yang mengusung isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), yang berpotensi merusak kerukunan antarwarga.
Di samping itu, kata dia, perlunya sikap bijak masyarakat dalam menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang dapat menimbulkan perpecahan. Menurutnya, Pilkada 2024 merupakan kesempatan penting untuk memilih pemimpin terbaik demi kemajuan daerah.
"Ayo, jaga kebersamaan dan hindari perpecahan dengan tidak terpengaruh oleh isu SARA yang dapat menjerumuskan kita ke dalam kebencian. Sebarkan nilai-nilai persatuan, bukan perpecahan," ujarnya.
Peran aktif masyarakat sangat penting dalam menciptakan suasana kondusif selama proses Pilkada. Oleh karena itu, dirinya berharap masyarakat dapat menjadi agen perdamaian dengan menghindari segala bentuk provokasi yang berpotensi memicu konflik.
Imbauan ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk menjaga nilai-nilai toleransi, persatuan, dan demokrasi dalam menghadapi pesta demokrasi yang dijadwalkan berlangsung pada 27 November 2024.
"Mari bersama-sama wujudkan Pilkada 2024 yang aman, damai, dan penuh semangat persaudaraan," tutupnya.
Seruan ini diharapkan dapat mempererat persatuan masyarakat Ternate, sehingga Pilkada dapat berlangsung dengan sukses dan memberikan hasil terbaik bagi kemajuan daerah.
Sebelumnya, sejumlah tokoh agama di Malut mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kamtibmas demi terciptanya pilkada serentak 2024 yang damai dan aman.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Halmahera Utara, Husain Horu mengatakan, dalam masa tenang pilkada ini harus dihindari berbagai isu negatif yang sering berkembang di kalangan masyarakat, baik SARA, maupun isu lain yang tentu memberikan kesan perpecahan di elemen masyarakat.
Sehingga, perlu adanya kesadaran masyarakat agar bisa melihat mudarat suatu isu yang membawa perpecahan. Dengan demikian, warga tentu tidak terpengaruh oleh isu miring yang sengaja mengadu domba.
"Saya mengimbau kepada seluruh umat Islam agar selama pelaksanaan Pilkada mari kita songsong untuk mensukseskan, dan kalau ada perbedaan itu biasa-biasa saja, tetapi jangan sampai kita memutuskan hubungan silaturahim di antara kita. Selain itu marilah kita menjaga ketertiban dan kedamaian menjelang pemilihan 27 November 2024," katanya.
Para tokoh agama mengajak dan mengimbau masyarakat dalam menghadapi Pilkada Serentak 2024 sama sama menjaga kondusivitas ketertiban dan keamanan masyarakat, sehingga mampu menciptakan Pilkada yang bermartabat.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024