Jakarta (Antara Maluku) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana membawa Komunike Konferensi Terumbu Karang Manado yang disepakati 29 negara ke dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Secara internasional kami akan membawa Komunike Terumbu Karang Manado ke PBB," kata Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) KKP Sudirman Saad di Jakarta, Jumat.

Menurut Sudirman Saad, dengan membawa komunike tersebut ke PBB dinilai akan bisa menjadi agenda PBB sehingga dapat memiliki daya terobos yang semakin kuat di dunia internasional.

Sedangkan di tingkat nasional, ujar dia, KKP akan mendorong dibentuknya lembaga resmi terkait komunike itu yang dilegitimasi oleh keputusan presiden.

Hal tersebut, lanjutnya, agar komitmen untuk melestarikan terumbu karang yang juga memiliki potensi ekonomi tidak hanya menjadi komitmen KKP tetapi juga komitmen nasional.

Sebagaimana diketahui, World Coral Reef Conference (WCRC) di Manado, 14-17 Mei 2014 yang dihadiri perwakilan 29 negara dan 13 lembaga internasional melahirkan kesepakatan Komunike Manado yang berisi 11 butir kesepakatan.

Komunike itu juga dapat terbagi menjadi tiga tema besar, yaitu konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan terumbu karang, terumbu karang dan ketahanan pangan, serta inisiatif dan kemitraan.

Sebelumnya, pelestarian terumbu karang di kawasan pengelolaan perairan Indonesia dinilai dibutuhkan karena kerusakan ekosistem terumbu karang akibat keteledoran manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam.

"Saat ini pulau-pulau kecil di Indonesia sudah sangat rentan terhadap ancaman eksploitasi sumber daya alam hingga kerusakan lingkungan yang mengakibatkan ekosistem yang terganggu," kata Program Officer Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) Basuki Rahmad.

Yayasan Kehati bersama dengan lembaga lokal lainnya seperti Yayasan Terumbu Karang Indonesia dan jaringan LSM yang peduli terhadap kelestarian laut Indonesia sejak 2010 selalu aktif mendorong Coral Day atau Hari Terumbu Karang setiap 8 Mei agar menjadi kampanye nasional.

Menurut dia, terumbu karang menjadi bagian penting dari ekosistem laut karena menjadi rumah bagi ikan sehingga hilangnya terumbu karang berarti sama saja dengan menghilangkan sumber protein bagi manusia.

Ia mengingatkan bahwa berdasarkan data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sebanyak 30,4 persen karang di Indonesia telah mengalami kerusakan.

Padahal, lanjutnya, untuk beberapa jenis karang untuk menumbuhkan satu centimeter tubuhnya, karang membutuhkan waktu 1 tahun.

"Jadi, jika ada yang menghancurkan 1 meter karang saja, butuh waktu 100 tahun untuk mengembalikan karang tersebut," kata Basuki.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014