Ambon (Antara Maluku) - Terjadinya patahan sepanjang 300 meter di pesisir pantai antara Desa Welora dan Desa Letmasa, Kecamatan Dawelor-Dawera, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, memunculkan desas-desus (rumor) tanah terbelah.

"Patahan sepanjang 300 meter lebih ini menjadi penyebab beredarnya rumor ada tanah terbelah di Desa Letwurun, Kecamatan Babar Timur, Kabupaten Maluku Barat Daya," kata staf pemerintah Desa Letwurun, Winston Letlora yang dihubungi dari Ambon, Rabu.

Akibat patahan tersebut, orang menduga tanah juga terbelah sampai ke Letwurun sehingga warga setempat mengungsi ke Desa Yatoke.

Data BMKG menyebutkan, selama Januari hingga Juli 2014 sudah terjadi enam kali guncangan gempa bumi tektonik yang melanda wilayah MBD dengan intensitas dan kedalaman bervariasi.

Menurut Winston, laporan terakhir BMKG tanggal 10 Juli 2014 sekitar pukul 09.45 WIT menyebutkan adanya gempa tektonik berkekuatan 5,0 SR.

Gempa tersebut terjadi pada koordinat 7,65 LS dan 126,87 BT pada kedalaman 154 kilo meter di bawah permukaan laut.

Sebelumnya juga telah terjadi gempa serupa pada tanggal 4 Februari 2014 sebanyak tiga kali dalam sehari, dan tanggal 16 Maret 2014 dengan kekuatan di atas 5 SR.

Kemudian pada tanggal 7 Mei 2014 juga terjadi gempa berkekuatan 5,6 SR.

"Meski pun pusat gempanya jauh dari lokasi patahan di Pulau Babar Timur, namun tidak menutup kemungkinan wilayah ini merupakan jalur patahan," katanya.

Sehingga areal berbatu karang di pesisir pantai antara Desa Welora dan Letmasa patah dan tenggelam ke dasar laut.

"Lokasi patahan itu memang merupakan daerah sunyi dan sering dipakai para nelayan sebagai tempat menyimpan perahu mereka, tetapi sekarang sudah berubah menjadi lautan biru yang tidak kelihatan dasar lautnya" kata dia.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014