Ambon (Antara Maluku) - Pembangunan Jembatan Merah Putih (JMP) yang melintasi Teluk Dalam Ambon, provinsi Maluku aman dari ancaman wilayah patahan di kawasan Marthafons, kota Ambon, kata Kadis Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setempat, Bram Tomasoa.
"Pembangunan JMP telah diawali survei geologi sehingga ancaman patahan telah diantisipasi dengan disain konstruksi tahan gempa," katanya di Ambon, Senin.
Peletakan batu pertama jembatan tersebut dilakukan oleh Menteri PU, Djoko Kirmanto bersama Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapesy pada 19 Agustus 2011
Menurut Tomasoa, survei geologi sudah menjamin daerah untuk membangun jembatan itu, yang menghubungkan desa Galala, kecamatan Sirimau-Poka, kecamatan Teluk Ambon.
"Jadi telah dipastikan lokasi membangun JMP itu di zona ancaman patahan di kawasan tidak bergerak sehingga tidak berpengaruh saat goncangan gempa tektonik," ujar Bram.
Ia juga menegaskan, tidak mungkin Kementerian PU merealisasikan proyek bernilai ratusan miliar rupiah tanpa terjamin berbagai ketentuan normatif, apalagi terkait dengan ancaman zona patahan.
"Tahapan survei geologi sudah memastikan di Tanjung Marthafons pernah terjadi patahan dengan membentuk ambang di laut, tapi zonanya tidak bergerak maupun berpengaruh terhadap pemancangan tiang - tiang yang sebagian besar di daerah Galala," kata Bram.
Ia mengakui Ambon termasuk daerah zona patahan utama bersama pulau Seram maupun pulau Buru. Sedangkan pulau Yamdena, kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kepulauan Aru, kota Tual, Maluku Tenggara adalah daerah paparan sehingga zona patahan kurang berbahaya.
"Makanya dari persyaratan geologi tidak lagi menjadi masalah karena tahapan tersebut telah dilalui sehingga pembangunan JMP turut direstui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," tandas Bram.
Rp165 miliar
Kepala Balai Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara, Jefry Pattiasina menyatakan, Kementerian PU melalui APBN 2012 mengalokasikan Rp165 miliar untuk pembangunan lanjutan JMP melintasi Teluk Dalam Ambon.
"Rp165 miliar itu diperuntukkan untuk lanjutan pembangunan jembatan pendekat di Poka, kecamatan Teluk Ambon dan Galala, kecamatan Sirimau senilai Rp115 miliar, sedangkan Rp50 miliar lainnya membangun bentangan tengah," katanya.
JMP itu pada 19 Agustus 2011 diperkirakan rampung pembangunannya menyerap dana Rp750 miliar. Kementerian PU pada APBN 2011 mengalokasikan Rp150 miliar untuk pembangunan jembatan pendekat di Poka dan Galala.
Sesuai perencanaan panjang bentangan jembatan itu yakni 1.020 meter dan tinggi 35 meter, didesain menggunakan pengaman "cable stayed" dan dibagi tiga bagian yakni bentangan sepanjang 300 meter di bagian tengah Teluk Ambon, serta sisi Selatan dan Utara masing-masing 360 meter.
Jadi jarak antara setiap pilar penyangga yakni 150 meter, lebar jembatan 22,7 meter, dilengkapi trotoar dengan lebar 80 centimeter.
Jefry mengemukakan, pembangunan fasilitas tersebut bertujuan mengurangi kemacetan di kota Ambon, sekaligus dijadikan salah satu objek wisata serta berfungsi sebagai jembatan penghubung antara pusat Kota Ambon dengan kawasan potensial pengembangan di Poka hingga ke bandara Internasional Pattimura Ambon di desa Laha.
Jembatan itu juga memperpendek jarak dari desa Galala ke bandara internasional Pattimura di desa Laha, dari semula 36 KM menjadi 24 KM.
Pembangunan JMP akan berdampak bagi pengembangan kawasan Kecamatan Teluk Ambon, meningkatkan aktivitas sosial ekonomi dan pariwisata, tetapi tetap mempertahankan dan mengembangkan mata pencaharian masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai pengayuh perahu.
Pembangunan JMP Aman Ancaman Patahan
Senin, 2 April 2012 13:25 WIB