Ambon (Antara Maluku) - Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina akan menyampaikan materi pada konfrensi internasional kota pusaka dunia di kota Gyeongju Korea.

"Wawali Ambon akan menyampaikan materi di konfrensi kota pusaka dunia (OWHC Asia-Pacific Regional Meeting for World Heritage Cities) 24 - 26 September 2014," kata Kepala bagian Humas dan Protokoler Pemkot Ambon, Joy Reiner Adriaansz, Rabu.

Menurut dia, Ambon merupakan salah satu kota di Indonesia yang terpilih selain Jogyakarta dan Bandung untuk mengikuti konferensi kota pusaka.

Kota Ambon dan dua kota lainnya juga akan diangkat sebagai kota pusaka oleh Unesco, karena memiliki sejarah masa lampau yakni pernah dijajah oleh bangsa asing Portugis, Jepang, dan Belanda.

"Kota- kota tersebu dijajah bangsa asing agar dapat mengusai perdagangan dikawasan timur Indonesia karena terdapat berbagai kekayaan rempah seperti cengkih dan pala," katanya.

Dikatakannya, dari monopoli perdagangan tersebut maka di beberapa daerah di Indonesia terdapat monumen bersejarah yang dibangun pemerintah Belanda seperti benteng dan lainnya, yang menurut Unesco perlu mendapat perhatian.

"Peninggalan sejarah tersebut sampai saat ini masih dipelihara, sehingga Unesco menyatakan pemerintah setempat harus memelihara peninggalan tersebut," katanya.

Tujuan pertemuan tersebut, kata Joy untuk merefleksikan konservasi yang berorientasi pada masyarakat di konteks pusaka dunia di asia dan pasifik.

selain itu mempertimbangkan kembali sistem pelestarian dan pengelolaan yang ada di kota pusaka, menemukan kasus yang sukses untuk dibagi diantara kota pusaka dunia.

"Yang dibahas tersebut yakni objek peninggalan sejarah akan menjadi saran dan masukan bersama kota pusaka," katanya.

Ditambahkannya, kota Pusaka dalam konteks penataan ruang merupakan rumusan dan langkah strategi penataan ruang kota dalam sinergi kegiatan pelestarian yang tepat.

"Tidak hanya melibatkan kebijakan atau keputusan dan berbagai bentuk advokasi maupun mitigasi terkini, namun penting mempertimbangkan kota dalam peradabannya di masa lampau," tandasnya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014