Ambon (Antara Maluku) - Belasan siswa SMU Kormilda Northern Teritory, Australia, memperingati Hari Perdamaian Dunia dengan meletakkan karangan bunga pada makam tentara negara-negara persemakmuran (Gull Force) di kawasan Tantui, Kota Ambon, Minggu.

Para siswa asal Darwin (Australia Utara) tersebut datang ke makam tentara-tentara persemakmuran yang dikelola dan dirawat oleh asosiasi Gull Force untuk meletakkan karangan bunga atas nama Asosiasi Prajurit Nasional (Cabang Northern Territory).

Peringatan Hari Perdamaian Dunia yang diperingati dengan upacara sederhana tersebut juga dihadiri puluhan siswa SMU Unggulan Siwalima Ambon, Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua serta sejumlah pejabat Pemerintah Kota Ambon dan Pemprov Maluku.

Upacara tersebut juga dirangkaikan dengan peringatan 25 tahun hubungan kerja sama kota bersaudara (sister city) antara Darwin dengan kota Ambon.

Dalam peringatan tersebut, siswa SMU Kormilda Northern Teritory juga membacakan sambutan yang berisi kisah perjuangan 1.100 personil prajurit muda dari Darwin yang dikirim untuk melindungi warga Kota Ambon dari angkatan perang Jepang.

Ribuan prajurit muda tersebut dikirim ke Ambon pada tahun 1941 dan pada Februari 1942 mereka menyerah kepada pasukan Jepang yang datang menggempur dengan kekuaran besar mencapai 28.000 personil lengkap dengan armada laut dan udara.

Angkatan perang Belanda, tentara Persemakmuran dan lokal dengan cepat dikepung dan dikuasai. Banyak dari pasukan Autralia (Gull Force) dipenjarakan di barak militer Tantui, yang dibangun secara terburu-Buru.

Kehidupan para prajurit muda ini dengan cepat berubah karena berhadapan dengan penahanan secara brutal dari sebuah kerajaan yang tidak peduli dengan kewajiban etis mengenai aturan kemanusiaan dan aturan-aturan perang.

Pelanggaran-pelanggaran karena tunduk terhadap prajurit Jepang yang lewat atau mencari makanan di luar kamp penahanan dihukum cambuk atau hukuman mati. Prajurit yang diam-diam melakukan kesalahan juga akan dihukum dengan pukulan-pukulan dan penganiayaan.

Setengah dari jumlah mereka dikirim ke Hainan, Cina untuk melakukan pekerjaan pembangunan jalan dan pekerjaan-pekerjaan fasilitas militer di pulau tersebut.

Sedangkan sebagian lainnya diharapkan mampu bertahan di bawah jumlah yang kecil dan tanpa bantuan medis Sama sekali. Mereka juga diserang dengan penyakit-penyakit tropis dan kekurangan nutrisi.

Para tentara Australia pasrah akan takdir suram dengan menyaksikan sendiri tubuh mereka menjadi kurus hanya tersisa tulang dan kawan-kawan mereka meninggal mendahului mereka dan harus dikubur di tanah yang penuh dengan derita, ribuan kilometer jauhnya dari rumah dan orang-orang yang mereka cintai.

Empat dari Lima tentara Australia meninggal dan dikubur di Taman Persemakmuran Tantui, sebuah makam yang indah di Ambon.

"Kami tahu mereka diperhatikan dan kami berterima kasih kepada warga Kota Ambon dan Provinsi Maluku karena telah memperhatikan mereka. Jiwa-jiwa mereka bergabung dengan 1.600 prajurit lainnya dari persemakmuran dan Belanda yang terbaring di sini," ujar para siswa Kormilda.

Dari penangkapan tersebut di Tantui hanya 100 personil tentara Australia yang selamat. Mereka ditolong dan dibawa ke kapal rumah sakit untuk menjalani pemulihan dan dipulangkan ke negara asalnya.

Ribuan prajurit tersebut tewas di berbagai tempat terdekat dalam melaksanakan tugas melindungi pulau Ambon dari invasi tentara Jepang. Pengorbanan mereka merupakan kenangan yang luar biasa mengenai teror perang dan konflik.

Gugurnya ribuan tentara ini dalam Perang Dunia kedua kemudian diperingati sebagai Hari perdamaian dunia.

"Kebutuhan akan perdamaian di dunia dan semua memiliki kewajiban penting dalam hidup kita untuk menjaga perdamaian. Bulan ini 69 tahun yang lalu banyak dari mereka, membawa beban hidup dari kepedihan akan kenangan ini dan sekarang harus melanjutkan hidup dalam Tuhan," ujar para siswa.

Asosiasi prajurit Naisonal dari Northerh Territory, SMU Kormilda, masyarakat Australia dan Masyarakat Ambon akan selalu mengenang mereka.

Sedangkan Wakil Gubernur Maluku menyampaikan terima kasih dan penghormatan terhadap para tentara nebgara persemakmuran yang gugur dalam PD II di Ambon dan Maluku, dan jenasahnya dikuburkan di taman persemakmuran tersebut.

Keberadaan taman persemakmuran tersebut juga menjadi bukti kuatnya hubungan persaudaraan antara warga Australia dan Maluku yang terjalin harmonis hingga saat ini.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014