Ambon (Antara Maluku) - Meja Lintas Iman (MLI) yang digelar oleh Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dan Protestant Kerk in Nederland (PKN) bekerja sama dengan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) mendiskusikan isu ekologi dalam perspektif agama Islam dan Kristen, di Ambon, Selasa.

Diskusi yang membahas refleksi dan inspirasi perjuangan melawan eksploitasi alam di Maluku itu dipimpin oleh Direktur Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) GPM Pdt Jacky Manuputty. Sedikitnya 30 orang perwakilan dari Umat Kristen Katolik, Protestan dan Islam hadir dalam dialog lintas iman tersebut.

"Ada ayat-ayat dalam Al Kitab dan Al Quran yang membahas tentang pengelolaan dan keseimbangan alam, misalnya pada kitab Kejadian ayat satu dan dua, atau surah Al Hijr ayat 85-87, dan masih banyak lagi, ini menjadi kerangka acuan bagaimana Islam dan Kristen bisa bersama-sama mengakomodir upaya terhadap kampanye penyelamatan lingkungan," kata Jacky Manuputty.

Dikatakannya, sesungguhnya konsep agama memiliki kekuatan untuk menumbuhkan kesadaran dan perspektif terhadap penyelamatan lingkungan terhadap masyarakat, namun kelompok keagamaan seringkali gagal mengadopsi ayat-ayat suci untuk mengkonstruksi masalah-masalah ekologis.

Karena itu, lanjutnya, perlu ada satu pemikiran bersama dari komunitas Islam, Kristen Katolik dan Protestan untuk mengkampanyekan penyelamatan lingkungan berdasarkan konsep agama.

Para pemuka agama harus didorong untuk memasukan ayat-ayat kitab suci yang berkaitan dengan isu ekologis ke dalam khotbah-khotbah saat ibadah.

"Dalam pandangan masyarakat modern, agama tidak terlalu populis dalam menggerakan orang, tetapi media yang memberitakan tidak hanya dalam khotbah-khotbah konvesional, bisa juga melalui film-film pendek atau kampanye-kampanye yang sedang tren," katanya.

Menurut Jacky, kesadaran masyarakat Ambon untuk tertib terhadap lingkungan telah mengalami pergeseran, orang-orang di kota tersebut tidak lagi merasa bahwa melanggar ketertiban lingkungan adalah sesuatu yang memalukan.

"Sekitar tahun 1980an ketika seseorang menyeberang jalan tidak melalui `zebra cross` maka dia akan disoraki oleh orang-orang di dalam angkot, tapi sekarang tidak ada lagi yang seperti itu," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014