Ternate (Antara Maluku) - Generasi muda di Provinsi Maluku Utara (Malut) tidak tertarik menjadi nelayan, walaupun provinsi yang 70 persen wilayahnya terdiri atas laut ini memiliki potensi perikanan melimpah.

"Mereka menganggap profesi sebagai nelayan tidak memberikan jaminan masa depan yang lebih baik," kata Direktur Lembaga Pesisir dan Laut (Elsil) Kie Raha Thamrin Ali Ibrahim di Ternate, Rabu.

Kalau pun ada yang tertarik, kata dia, pilihannya pada bidang jasa perikanan seperti pedagang atau pengusaha pengumpul ikan.

Menurut Thamrin, kehidupan nelayan di Malut selama ini umumnya masuk dalam kategori miskin, walaupun mereka sudah menggeluti pekerjaan itu selama puluhan tahun.

"Hampir semua nelayan di Malut minta anak mereka tidak mengikuti jejak mereka agar tidak miskin seperti orang tuanya. Kalau ini dibiarkan, lama kelamaan tidak ada nelayan di daerah ini," katanya.

Oleh karena itu, pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait lainnya harus melakukan berbagai terobosan yang memungkinkan profesi sebagai nelayan bisa memberikan jaminan kehidupan yang lebih baik.

Terobosan itu antara lain memberikan bantuan kapal penangkap ikan dan peralatannya sehingga anak muda daerah ini tertarik menjadi nelayan.

Selain itu, pemerintah daerah juga harus memberikan proteksi berupa jaminan harga ikan yang layak serta berbagai kemudahan lain yang memungkinkan setiap nelayan bisa mendapatkan hasil maksimal dari hasil  tangkapannya.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014