Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, terpaksa harus membatalkan berbagai kegiatan terkait dengan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-764 Ternate pada akhir 2014 karena harus berkonsentrasi dalam penangganan dampak erupsi Gunung Gamalama.

Gunung Gamalama setinggi 1.700 meter dari permukaan laut yang terletak di tengah Pulau Ternate erupsi pada hari Kamis (18/12) malam. Bahkan, sampai sekarang terus menyemburkan abu vulkanis ke seluruh wilayah kota ini sehingga sangat mengganggu aktivitas warga. Bandara Babullah Ternate pun terpaksa ditutup untuk kegiatan penerbangan.

Menurut Wakil Wali Kota Ternate Arifin Djafar, Pemkot Ternate telah melakukan berbagai langkah terkait dengan erupsi Gunung Gamalama, seperti menetapkan tanggap darurat erupsi Gunung Gamalama dari 18 Desember 2014 sampai dengan 1 Januari 2015 yang difokuskan pada penangganan dampak langsung.

Upaya penangganan dampak langsung erupsi Gunung Gamalama yang telah dilakukan di antaranya membagikan 45.000 masker kepada warga, yang pendistribusiannya difokuskan pada sekolah, rumah sakit, perkantoran pemerintah dan swasta, terminal, pasar, dan titik jalan yang banyak dilalui warga.

Selain itu, menyiagakan seluruh rumah sakit dan puskesmas di kota berpenduduk 200.000 jiwa ini, baik dari segi kesiapan tenaga medis maupun obat-obatan, untuk penangganan warga yang menggalami gangguan kesehatan akibat abu vulkanis erupsi Gunung Gamalama, misalnya penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Arifin Djafar mengatakan bahwa Pemkot Ternate juga telah menetapkan siaga bencana banjir lahar dingin mulai 18 Desember 2014 sampai dengan 18 Januari 2015 yang difokuskan pada upaya penangganan dampak tidak langsung dari erupsi Gunung Gamalama, terutama banjir lahar dingin saat hujan deras mengguyur Kota Ternate.

Upaya yang telah dilakukan terkait dengan penangganan dampak tidak langsung Gamalama itu di antaranya menurunkan tim ke lapangan untuk memberi pemahaman kepada warga, khususnya yang rumahnya berada di bantaran kali untuk tetap waspada jika hujan deras mengguyur Kota Ternate.

Upaya lainnya adalah melakukan pengamatan selama 24 jam pada semua kali di Kota Ternate yang menjadi alur aliran lahar dingin saat hujan deras. Dengan demikian, ketika melihat air di kali mulai meluap, segera menyampaikannya kepada warga untuk segera mengungsi ke tempat aman.

"Kami tidak menginginkan peristiwa pada tahun 2012. Ketika terjadi erupsi Gunung Gamalama yang disertai dengan banjir lahar dingin, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan rumah warga. Oleh karena itu, antisipasi untuk mencegah terjadinya peristiwa itu harus dimaksimalkan," katanya.

Banjir lahar dingin pada tahun 2012 itu sedikitnya 14 warga tewas akibat terseret banjir lahar dingin dan belasan lainnya mengalami luka berat dan ringan. Selain itu, ratusan rumah warga yang berada di bantaran kali juga mengalami rusak berat dan ringan, bahkan banyak yang hanyut terbawa arus.

Jika erupsi Gunung Gamalama makin membahayakan bagi warga yang berada di lereng gunung itu, termasuk kalau terjadi banjir lahar dingin, Pemkot Ternate telah menyiapkan 15 titik pengungsian tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kota Ternate Selatan, Ternate Tengah, dan Ternate Utara.

Perlu Perhatian

Anggota PDI Perjuangan DPRD Kota Ternate Harianto Hanadar memberi saran kepada Pemkot Ternate untuk memperhatikan pula dampak lain yang ditimbulkan erupsi Gunung Gamalama, misalnya pedagang kaki lima dan ojek sepeda motor yang berhenti beraktivitas akibat adanya erupsi Gunung Gamalama.

Para petani di Ternate, seperti para petani cengkih, pala, dan sayuran juga banyak yang terancam gagal panen karena tanaman mereka yang terkena abu vulkanis Gunung Gamalama dipastikan akan rusak, padahal produksinya sangat diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.

Pemkot Ternate, kata Harianto Hanadar, seharusnya memberikan bantuan kepada mereka, misalnya bantuan kebutuhan pokok atau bantuan lainnya yang dapat meringankan kerugian mereka akibat terjadinya erupsi Gamalama.

Adanya penetapan tanggap darurat erupsi Gunung Gamalama bisa menjadi dasar hukum bagi Pemkot Ternate untuk memanfaatkan dana, baik dari APBD Ternate maupun sumber lain, untuk membantu warga yang terkena dampak erupsi Gunung Gamalama tersebut.

Kalaupun Pemkot Ternate mengalami kesulitan dana untuk membantu warga tersebut, bisa berkoordinasi dengan DPRD untuk mencari solusinya. Ia menjamin DPRD akan membantu karena hal itu terkait dengan kepentingan warga korban erupsi Gunung Gamalama.

Sementara itu, salah seorang penggiat antikorupsi di Ternate Saiful mengingatkan kepada Pemkot Ternate dan pihak terkait lainnya tidak memanfaatkan bencana erupsi Gunung Gamalama tersebut untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok.

Dana yang dialokasikan untuk penangganan dampak erupsi Gunung Gamalama tidak sedikit. Hal itu tidak tertutup kemungkinan dikorupsi oleh oknum tertentu dengan cara memanipulasi bantuan, misalnya dalam laporan ada bantuan dana kepada warga di lokasi tertentu, tetapi dana itu diambil oleh oknum tertentu.

Oleh karena itu, institusi BPK dan BPKP ketika melakukan audit terhadap pemanfaatan dana penangganan erupsi Gunung Gamalama jangan hanya melihat laporan diatas kertas, tetapi mengecek langsung ke lapangan. Jika menemukan bukti penyimpangan, harus direkomendasikan ke institusi hukum untuk diproses seusai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Ketua Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Ternate Usman Muhammad mengimbau warga di kota penghasil cengkih ini untuk memaknai erupsi Gunung Gamalama tersebut tidak hanya sebagai fenomena alam, tetapi juga sebagai peringatan dari Tuhan pencipta alam semesta terhadap umat di daerah ini.

Oleh karena itu, setiap umat di daerah ini harus meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berusaha menghindari segala perbuatan yang dilarang agama dan dapat mengundang murka Tuhan.

Gunung Gamalama merupakan salah satu dari empat gunung aktif di Maluku Utara dan terkahir erupsi pada tahun 2012. Erupsi terbesar pernah terjadi pada abad ke-17 yang mengakibatkan ratusan warga di daerah ini tewas.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014