Ambon (Antara Maluku) - Balai Arkeologi Ambon segera meneliti tradisi dan aspek pengelolaan sumber daya budaya masyarakat adat Suku Hoaulu di Desa Hoaulu, Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah pada pertengahan Februari 2015.

"Spesifikasi penelitian di sana akan lebih difokuskan pada tradisi dan pengelolan sumber daya budaya, misalnya arsitektur dan sifat dari satu benda menjelaskan budaya yang ada," kata arkeolog Balai Arkeologi Ambon Lucas Wattimena di Ambon, Sabtu.

Ia mengatakan penelitiannya terhadap kehidupan suku adat Hoaulu untuk membuat dokumen terkait dengan konsep pengembangan semacam desa wisata di daerah itu, agar ada upaya perlindungan terhadap kelangsungan kehidupan dan kebudayaan masyarakat tersebut oleh pemerintah daerah.

"Hoaulu sangat menarik karena belum begitu terpengaruh arus modernisasi, masyarakatnya terbuka dengan orang dari luar kampung tapi agak tertutup kalau membicarakan tentang kehidupan mereka seperti apa," katanya.

Menurut Lucas, meski terbilang masih tradisional dan agak tertutup dengan orang dari luar kampung, masyarakat setempat menghargai pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka, generasi baru di dalam komunitas adat tersebut bahkan sudah bisa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

"Pandangan mereka terhadap pendidikan juga sudah mulai penting, ada yang melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi di Kota Ambon," katanya.

Dia mengatakan Desa Hoaulu terletak di kawasan konservasi Taman Nasional Manusela, dengan jumlah penduduk yang tidak mencapai 100 jiwa.

Untuk mencapai pemukiman suku Hoaulu dibutuhkan sedikitnya 2,5 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor dari Kota Masohi, Ibu Iota Kabupaten Maluku Tengah.

"Kampungnya masih dalam kawasan hutan, di daerah perbukitan, rumah-rumah penduduk masih berbentuk rumah panggung, penduduknya tidak banyak, kalau dihitung dari banyaknya rumah, jumlahnya tidak mencapai 50 rumah," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015