Ternate (Antara Maluku) - Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Maluku Utara (Malut) terus berupaya meningkatkan kompetensi guru di daerah ini, di antaranya melalui program pelatihan guru yang dananya ditanggung Pemprov Malut.
"Pemprov Malut pada 2015 ini mengalokasikan anggaran melalui APBD sebesar Rp3 miliar lebih untuk pelatihan guru, baik guru SD, SMP maupun SMA dan SMK. Selama ini pemprov belum pernah mengalokasikan anggaran untuk pelatihan guru melalui APBD," kata kepala Dikjar Malut Achmad Rakib di Ternate, Jumat.
Menurut dia, perhatian serius diberikan karena hasil uji kompetensi guru tahun 2013 menempatkan Malut diurutan ke-26 dari seluruh provinsi di Indonesia.
Kualitas hasil Ujian Nasional (UN) di Malut dalam beberapa tahun terkahir yang selalu masuk kategori buruk, juga memiliki korelasi dengan rendahnya kompetensi guru di daerah ini.
"Sesuai hasil penelitian sejumlah pakar pendidikan, prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh kompetensi guru," kata Achmad.
Upaya lain yang akan dilakukan Dikjar Malut untuk meningkatkan kompetensi guru di daerah ini adalah meningkatkan kualifikasi pendidikan, karena dari 21.000 lebih guru yang ada, sebanyak 8.000 di antaranya belum berkualifikasi pendidikan sarjana.
Guru yang belum berkualifikasi pendidikan sarjana tersebut akan diberi beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, bahkan untuk guru yang telah berpendidikan sarjana pun akan didorong untuk melanjutkan pendidikan ke program master dan doktor.
Salah satu kendala yang dihadapi para guru di Malut untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah karena mereka bertugas di wilayah pelosok dan pulau-pulau.
"Namun akan diatasi dengan cara mengarahkan mereka untuk kuliah jarak jauh di Universitas Terbuka," kata Achmad.
Ia menambahkan, Dikjar Malut juga akan berupaya meningkatkan kompetensi guru melalui pemanfaatan teknologi informasi, oleh karena itu sejak akhir 2014 Dikjar Malut membagikan laptop kepada para guru yang bertugas di wilayah pelosok dan pulau-pulau terpencil.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Pemprov Malut pada 2015 ini mengalokasikan anggaran melalui APBD sebesar Rp3 miliar lebih untuk pelatihan guru, baik guru SD, SMP maupun SMA dan SMK. Selama ini pemprov belum pernah mengalokasikan anggaran untuk pelatihan guru melalui APBD," kata kepala Dikjar Malut Achmad Rakib di Ternate, Jumat.
Menurut dia, perhatian serius diberikan karena hasil uji kompetensi guru tahun 2013 menempatkan Malut diurutan ke-26 dari seluruh provinsi di Indonesia.
Kualitas hasil Ujian Nasional (UN) di Malut dalam beberapa tahun terkahir yang selalu masuk kategori buruk, juga memiliki korelasi dengan rendahnya kompetensi guru di daerah ini.
"Sesuai hasil penelitian sejumlah pakar pendidikan, prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh kompetensi guru," kata Achmad.
Upaya lain yang akan dilakukan Dikjar Malut untuk meningkatkan kompetensi guru di daerah ini adalah meningkatkan kualifikasi pendidikan, karena dari 21.000 lebih guru yang ada, sebanyak 8.000 di antaranya belum berkualifikasi pendidikan sarjana.
Guru yang belum berkualifikasi pendidikan sarjana tersebut akan diberi beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, bahkan untuk guru yang telah berpendidikan sarjana pun akan didorong untuk melanjutkan pendidikan ke program master dan doktor.
Salah satu kendala yang dihadapi para guru di Malut untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah karena mereka bertugas di wilayah pelosok dan pulau-pulau.
"Namun akan diatasi dengan cara mengarahkan mereka untuk kuliah jarak jauh di Universitas Terbuka," kata Achmad.
Ia menambahkan, Dikjar Malut juga akan berupaya meningkatkan kompetensi guru melalui pemanfaatan teknologi informasi, oleh karena itu sejak akhir 2014 Dikjar Malut membagikan laptop kepada para guru yang bertugas di wilayah pelosok dan pulau-pulau terpencil.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015