Ambon (Antara Maluku) - Banyak pengusaha di Maluku hingga saat ini masih mempergunakan peti kemas sebagai gudang penyimpanan barang dari Pulau Jawa.

"Sampai hari ini banyak pengusaha yang menjadikan peti kemas sebagai gudang perantara dan hal itu terlihat dengan banyaknya penumpukan barang yang berlokasi di dalam areal pelabuhan Yos Soedarso Ambon," kata Manager SDM dan Umum PT Pelindo Cabang Ambon, Harison Nanlohy di Ambon, Jumat.

Yang paling banyak, lanjutnya, adalah pengusaha sembako, baik yang ada di Kota Ambon maupun kabupaten lainnya.

Dia menjelaskan, dari hasil evaluasi yang dilakukan selama ini, ternyata banyak pengusaha yang tidak memiliki gudang penyimpanan barang sehingga barang yang di datangkan dari Pulau Jawa tetap tersimpan di dalam peti kemas sambil menunggu waktunya baru dibongkar.

Selain itu, mereka ini juga tidak memiliki lahan di toko maupun tempat usaha mereka yang lain untuk dilakukan pembongkaran barang, akhirnya terjadi penumpukan peti kemas di pelabuhan Ambon.

"Pada hal PT.Pelindo mengharapkan lebih cepat lebih baik agar peti kemas yang akan datang lagi bisa tertampng di area terminal pelabuhan," ujarnya.

Jadi lebih cepat lebih baik, lanjutnya, kalau tidak terjadi penumpukan, pada hal kita sudah instruksikan.

"Bayangkan saja kalau dalam satu minggu ada tiga kapal yang masuk pelabuhan Ambon, dimana satu kapal mengangkut peti kemas berkisar antara 450 hingga 500 unit, kalau tiga kapal dalam satu minggu sudah mencapai 1.500 unit," ujarnya.

Dia menjelaskan, jumlah kontainer atau box ukuran 20 feet yang masuk pelabuhan Ambon sejak bulan Januari hingga April 2015 tercatat sebanyak 10.736 unit, sedangkan yang ukuran 40 feet tercatat sebanyak 506 unit, jadi kalau barang yang dalam peti kemas tidak dibongkar dalam hitungan tiga hari sudah pasti terjadi penumpukan. 

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015