Ambon (ANTARA) - DPRD Maluku meminta PT. Pelni untuk lebih selektif dalam mengangkut peti kemas dari berbagai pelabuhan agar tidak mengangkut bahan kimia beracun dan berbahaya (B3).
"Peti kemas yang terjatuh di sekitar Pelabuhan Namlea pada akhir Maret 2023 itu diangkut KM. Dorolonda," kata anggota DPRD Maluku asal daerah pemilihan Kabupaten Buru dan Kabupaten Buru Selatan Michiel Tasaney di Ambon, Senin.
Akibatnya, ratusan ekor ikan ditemukan mati mendadak pasca-jatuhnya peti kemas tersebut tersebut ke laut sekitar dermaga dan setelah diperiksa ternyata ditemukan beberapa karung diduga berisikan B3.
Menurut dia, Pelni tidak bisa beralasan kalau peti kemas tersebut berisikan kapur tetapi setiap barang yang hendak diangkut perlu diperiksa lebih ketat lagi.
"Apalagi Pulau Buru merupakan daerah yang menjadi incaran para pemburu logam mulia untuk menjadikan kawasan itu sebagai penambangan emas ilegal," Michiel yang juga Sekretaris Komisi I DPRD Maluku ini.
Dia juga mendesak aparat kepolisian untuk mengungkap para pelaku yang diduga terlibat dalam aktivitas pengiriman B3.
"Sudah belasan orang yang dimintai keterangan sebagai saksi oleh polisi, baik di Polres Buru maupun di Makassar (Sulsel) dan pelaku pengiriman atau pun yang memesan barang harus ditindak tegas," ungkapnya.
Ia menambahkan penggunaan B3 bukan saja merusak lingkungan darat dan laut, tetapi perekonomian warga khususnya yang berprofesi sebagai nelayan juga akan ikut terpuruk.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPRD Maluku minta Pelni selektif agar tak angkut peti kemas berisi B3