Ambon (Antara Maluku) - Kementerian Perhubungan tahun anggaran 2015 mengalokasikan dana untuk memperpanjang landasan pacu Bandara Jos Orno Insula di Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), dari 1.150 meter menjadi 1.200 meter.
Kepala Bandara Jos Orno Insula Ricky Resubun di Ambon, Sabtu, mengatakan Kemenhub juga melebarkan landasan pacu dari 23 meter menjadi 30 meter.
"Jadi proyek perpanjangan dan pelebaran landasan pacu Jos Orno Insula itu sedang ditenderkan sehingga bila rampung bisa didarati pesawat jenis ATR - 42," ujarnya.
Bandara yang mengabadikan nama istri Bupati MBD, Barnabas Orno meninggal pada 18 Agustus 2013 itu telah dilakukan uci coba pengoperasian pada 4 Juni 2015 dengan memanfaatkan jasa maskapai penerbangan Avia Star.
Maskapai penerbangan yang melayani rute perintis itu beroperasi untuk kedua kalinnya dari Bandara Internasional Pattimura, Ambon - Bandara Jos Orno Insula pada 11 Juni 2015.
Penerbangan perintis Ambon - Moa dengan transit di Bandara Kisar, MBD itu tarifnya Rp671.000/penumpang.
Ricky mengemukakan, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub telah memprogramkan pada tahun anggaran 2016 memperpanjang lagi landasan pacu bandara yang dibangun pada 2012 itu sepanjang 200 meter.
"Programnya bila landasan pacu telah mencapai panjang 1.400 meter, maka bisa dilayari pesawat jenis ATR - 72 pada 2016," katanya.
Disinggung fasilitas pendukung, dia menjelaskan, dipandang perlu berkoordinasi dengan Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub untuk pengadaan mobil pemadam kebakaran sesuai speknya.
"Mobil pemadam kebangkaran itu miliki spesifikasi khusus sehingga pengadaannya harus tertanggungjawabkan sehingga perlu berkoordinasi dengan Direktur Keamaman Penerbangan Kemenhub yang dijadwalkan di Jakarta pada awal pekan mendatang," tegas Ricky.
Dia mengakui, pengoperasian Bandara Jos Orno Insula strategis untuk Kabupaten MBD yang secara geografis dekat dengan negara tetangga Timor Leste.
"Kabupaten perbatasan itu juga strategis untuk penerbangan ke Kupang, NTT yang dijadwalkan dilayani pesawat maskapai Trans Nusa sehingga dibutuhkan para investor, Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun ilmuwan dari Indonesia Barat maupun Tengah," ujar Ricky Resubun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
Kepala Bandara Jos Orno Insula Ricky Resubun di Ambon, Sabtu, mengatakan Kemenhub juga melebarkan landasan pacu dari 23 meter menjadi 30 meter.
"Jadi proyek perpanjangan dan pelebaran landasan pacu Jos Orno Insula itu sedang ditenderkan sehingga bila rampung bisa didarati pesawat jenis ATR - 42," ujarnya.
Bandara yang mengabadikan nama istri Bupati MBD, Barnabas Orno meninggal pada 18 Agustus 2013 itu telah dilakukan uci coba pengoperasian pada 4 Juni 2015 dengan memanfaatkan jasa maskapai penerbangan Avia Star.
Maskapai penerbangan yang melayani rute perintis itu beroperasi untuk kedua kalinnya dari Bandara Internasional Pattimura, Ambon - Bandara Jos Orno Insula pada 11 Juni 2015.
Penerbangan perintis Ambon - Moa dengan transit di Bandara Kisar, MBD itu tarifnya Rp671.000/penumpang.
Ricky mengemukakan, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub telah memprogramkan pada tahun anggaran 2016 memperpanjang lagi landasan pacu bandara yang dibangun pada 2012 itu sepanjang 200 meter.
"Programnya bila landasan pacu telah mencapai panjang 1.400 meter, maka bisa dilayari pesawat jenis ATR - 72 pada 2016," katanya.
Disinggung fasilitas pendukung, dia menjelaskan, dipandang perlu berkoordinasi dengan Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub untuk pengadaan mobil pemadam kebakaran sesuai speknya.
"Mobil pemadam kebangkaran itu miliki spesifikasi khusus sehingga pengadaannya harus tertanggungjawabkan sehingga perlu berkoordinasi dengan Direktur Keamaman Penerbangan Kemenhub yang dijadwalkan di Jakarta pada awal pekan mendatang," tegas Ricky.
Dia mengakui, pengoperasian Bandara Jos Orno Insula strategis untuk Kabupaten MBD yang secara geografis dekat dengan negara tetangga Timor Leste.
"Kabupaten perbatasan itu juga strategis untuk penerbangan ke Kupang, NTT yang dijadwalkan dilayani pesawat maskapai Trans Nusa sehingga dibutuhkan para investor, Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun ilmuwan dari Indonesia Barat maupun Tengah," ujar Ricky Resubun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015