Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah Pusat diminta untuk meningkatkan kajian maupun eksplorasi guna menemukan potensi minyak dan gas (migas) yang terdapat di berbagai daerah di Maluku.

"Kajian dan eksplorasi harus ditingkatkan guna mengetahui potensi migas di Maluku yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun pendapatan daerah dan negara," kata Gubernur Maluku Said Assagaff usai bertemu delegasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) perwakilan Papua dan Maluku, di Ambon, Selasa.

Delegasi SKK Migas bersama empat Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni Citic Seram Energy Limited, Inpex Marsela LTD, Ophier Energy dan Statoil (Norwegia), dipimpin Kepala Perwakilan SKK Migas Papua dan Maluku (Pamalu) Enrico C. P. Ngantung.

Dia mengatakan berdasarkan hasil kajian yang ada, provinsi Maluku memiliki 16 cekungan hidrokarbon mengandung minyak dan gas, tetapi sebagian besar belum dieksplorasi guna mengetahui kandungan serta cadangan yang tersedia.

16 cekungan hidrokarbon tersebut tersebar pada beberapa wilayah di Maluku diantaranya Pulau Seram, Pulau Buru, wilayah Laut Arafura dan Kepulauan Aru, Pulau Yamdena serta Kepulauan Kai dan Laut Banda.

Pemprov Maluku, menurut Gubernur Said, terus berupaya meningkatkan investasi daerah di bidang pengelolaan sumberdaya alam khususnya eksplorasi serta produksi minyak dan gas bumi, sehingga bermanfaat bagi pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Khusus di sektor migas, baru tergarap di Pulau Seram yakni di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dan ditangani oleh Citic Seram Energy Limited, serta Inpex Marsela yang saat ini melakukan kegiatan konstruksi dan produksi pada ladang gas abadi Blok Masela, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD).

Karena itu, Gubernur Said meminta SKK Migas untuk meningkatkan promosi dan informasi agar lebih banyak perusahaan yang bergerak di bidang migas bersedia untuk berinvestasi di Maluku.

"Kami menyadari investasi di sektor migas sangatlah besar dan mahal, sehingga akan memberikan berbagai kemudahan kepada para investor yang bersedia untuk berinvestasi di Maluku," ujarnya.

Gubernur Said juga mengimbau para kontraktor KKS migas untuk mematuhi segala ketentuan berkaitan dengan pengurusan perijinan sehingga tidak menimbulkan permasalahan saat melakukan aktivitas eksplorasi dan produksi, di samping memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.

Hingga saat ini tercatat sejumlah investor sedang melakukan eksplorasi migas di Maluku diantaranya Inpex di Pulau Babar dan Selaru, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), British Petroleum (BP) pada dua blok migas yakni Blok West Aru I & II di Laut Arafura, Kepulauan Aru.

Sedangkan Black Gold Indonesia LLC pada Blok Seram, Pulau Seram, CNOOC LTD di blok Palung Aru serta Conoco Philips yang menangani eksplorasi dua blok yakni Amborip VI dan blok laut Arafura, Kepulauan Aru.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015