Tugas sebagai Kepala Seksi Lalulintas Angkutan Laut Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhaan (KSOP) Ternate sekaligus Ketua Posko Mudik Lebaran 2015 di Ternate, Maluku Utara (Malut), membuat A Rifai SE harus bekerja keras.

Ayah empat anak ini mengaku sejak H-15 Lebaran menghabiskan waktunya di Pelabuhan Ternate untuk memantau aktivitas angkutan mudik Lebaran, sehingga sering pulang ke rumah hanya untuk makan sahur.

"Beruntung istri dan anak-anak saya mengerti mengenai tugas dan tanggung jawab saya, sehingga mereka tidak protes kalau pulang ke rumah hanya untuk sahur, justru mereka memberikan dukungan," kata Rifai yang mengaku menjadi Pegawai KSOP yang dulunya bernama Adpel sejak 1992.

Alumni Fakultas Ekonomi jurusan manajemen Universitas Haluleo Kendari itu mengaku harus menghabiskan waktu di pelabuhan, karena saat berlangsungnya angkutan mudik Lebaran, cuaca di perairan Malut sangat buruk, sementara yang harus diawasi ada lima pelabuhan yang ada di Kota Ternate.

Menurut suami Mirsniati ini, dalam dua hari terakhir, kapal Pelni KM Dororonda tujuan Bitung-Amurang-Balikpapan hingga ke Surabaya, dipadati ribuan penumpang di Pelabuhan Ahmad Yani untuk bisa menumpang kapal tersebut.

Puluhan petugas yang ditugaskan di pintu ruang tunggu pun harus memperketat masuknya penumpang yang tidak menggunakan tiket, sebab banyak penumpang yang tidak mendapatkan tiket secara resmi di loket PT Pelni berupaya untuk ikut diberangkatkan menggunakan kapal PT Pelni ke tempat tujuan.

Rifai juga langsung turun ke lapangan dan mengimbau kepada para calon penumpang yang tidak memiliki tiket agar tidak memaksakan diri naik kapal, karena mereka tidak masuk dalam daftar manifest.

Menurut dia, untuk kapal KM Dororonda berkapasitas 2.300 penumpang. Namun karena bertepatan dengan mudik Lebaran, terjadi peningkatan jumlah penumpang yang cukup signifikan.

Oleh karena itu, pihaknya berharap agar penumpang yang tidak memiliki tiket tidak memaksakan diri untuk naik.

Rifai mengatakan, lonjakan penumpang seperti ini biasanya terjadi menjelang Lebaran sehingga peningkatan penumpang dari dan ke Ternate mencapai di atas 40 persen.

Pria kelahiran Makassar, 25 Oktober 1963, ini harus bisa memastikan apakah setiap kapal atau speedboat yang mengangkut pemudik, baik tujuan antarpulau di Malut maupun ke luar Malut telah memenuhi ketentuan, seperti kondisi kapal dalam keadaan baik, alat keselamatan lengkap dan jumlah penumpang tidak melebihi kapasitas.

Selain itu, menurut Rifai yang baru dua tahun bertugas di Kota Ternate, setelah dipindahkan dari KSOP Kota Kendari itu juga harus selalu berkoordinasi dengan pihak BMKG Ternate untuk memastikan apakah kondisi perairan di Malut memungkinkan untuk aktivitas pelayaran, terutama untuk angkutan laut berukuran kecil seperti speedboat.

Dalam upaya mendukung kelancaran dan keamanan angkutan mudik dan balik Lebaran melalui pelabuhan di Ternate, Rivai mengaku selalu bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Dishubkominfo, Polairud Polda Malut, KP3,TNI-AL dan Basarnas.

Rifai menilai, proses angkutan mudik dan balik Lebaran hingga H+2 secara umum berjalan lancar, walaupun sempat diwarnai dengan adanya dua kecelakaan laut di Pelabuhan Rum, Kota Tidore Kepulauan dan di Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Selama bertugas di KSOP Ternate, ia mengaku para penumpang dan pemilik angkutan laut di daerah ini sangat tertib serta mudah diarahkan, hal seperti ini semakin ditingkatkan agar aktivitas angkutan laut di daerah ini, terutama setiap musim mudik dan balik Lebaran berjalan lancar dan tanpa kecelakaan.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015