Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff meminta masyarakat daerah itu untuk tidak terpancing isu-isu provokasi yang disebarkan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab, karena hal itu bisa merusak kehidupan persaudaraan yang terbina baik selama ini.
"Saya mengajak seluruh masyarakat di daerah ini untuk membangun Maluku dalam suasana yang betul-betul rukun, aman, sejehtera dan relegius. Inilah keinginan kita semua. Kita jadikan Maluku sebagai laboratorium kehidupan beragama di Indonesia bahkan di dunia," kata Gubernur Said, pada acara Halal Bi Halal Jajaran Pemerintah Provinsi Maluku, di Ambon, Jumat.
Halal bi halal dihadiri Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Wiyarto, Kapolda Maluku Brigjen Pol Murad Ismail, pejabat sipil dan militer, para tokoh agama dan undangan lainnya.
Menurut dia, isu-isu provokasi sudah dimainkan sejak dulu, dan orang Maluku sudah pintar tidak akan terpancing lagi. Karena daerah ini mempunyai pengalaman sejarah yang panjang dan mempunyai cerita sukses tentang kehidupan orang bersaudara (persaudaraan) yang tidak ada sekatan, walaupun berbeda golongan dan keyakinan tetapi hidup saling berdampingan.
"Jangan percaya isu-isu provokasi yang dimainkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab itu, karena dari dulu isu tersebut selalu dimaikan. Kita berikan kepercayaan kepada aparat keamanan untuk menindak tegas siapapun yang menyebarkan isu tersebut," pinta Gubernur Said.
Ia juga meminta Kapolda dan Pangdam untuk menindak tegas orang-orang yang diketahui menyebarkan isu-isu provokasi, karena akan berdampak buruk terhadap kehidupan persaudaraan di Maluku.
"Saya perintahkan kepada aparat keamanan yang bertugas di daerah ini, TNI dan Polri melalui Pangdam dan Kapolda untuk bertindak tegas, tidak ada main-main. Para pelaku yang teridentifikasi baik menyebarkan isu maupun yang memprovokasi perkelahian antarkampung/negeri, seperti yang terjadi di Negeri Morela dan Negeri Mamala, harus ditindak tegas," kata Gubernur Said.
Selanjutnya, dia juga meminta kepada media masa baik media cetak maupun media elektronik, atas ijin Pangdam maupun Kapolda agar para pelaku yang memprovokasi perkelahian antarkampung tersebut, foto dan gambar mereka ditampilkan di koran dan televisi.
"Saya bilang kepada Pangdam dan Kapolda supaya para pelaku yang melakukan provokasi perkelahian antarkampung Morela dan Mamala ditampilkan di koran dan televisi biar ada efek jera, supaya orang kenal wajah mereka," ujarnya.
Karena itu, moment acara halal bi halal ini, yang sudah menjadi tradisi di Indonesia, dan tidak ada di negara lain, setelah Hari Raya Idul Fitri ada forum seperti ini, karena dalam keberagaman dan kemajemukan sehingga perlu mempererat tali silahturahim serta merawat dan menjaganya dengan baik.
"Saya kira halal bi halal ini, bagi masyarakat antarkampung yang terlibat sengketa, momen yang sangat baik untuk saling memaafkan. Apalagi hari ini acara adat di dua negeri yang bersengketa itu, baku pukul menyapu (saling pukul menggunakan sapu lidi), sehingga kestempatan besar untuk saling memaafkan," kata Gubernur Said.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Saya mengajak seluruh masyarakat di daerah ini untuk membangun Maluku dalam suasana yang betul-betul rukun, aman, sejehtera dan relegius. Inilah keinginan kita semua. Kita jadikan Maluku sebagai laboratorium kehidupan beragama di Indonesia bahkan di dunia," kata Gubernur Said, pada acara Halal Bi Halal Jajaran Pemerintah Provinsi Maluku, di Ambon, Jumat.
Halal bi halal dihadiri Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Wiyarto, Kapolda Maluku Brigjen Pol Murad Ismail, pejabat sipil dan militer, para tokoh agama dan undangan lainnya.
Menurut dia, isu-isu provokasi sudah dimainkan sejak dulu, dan orang Maluku sudah pintar tidak akan terpancing lagi. Karena daerah ini mempunyai pengalaman sejarah yang panjang dan mempunyai cerita sukses tentang kehidupan orang bersaudara (persaudaraan) yang tidak ada sekatan, walaupun berbeda golongan dan keyakinan tetapi hidup saling berdampingan.
"Jangan percaya isu-isu provokasi yang dimainkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab itu, karena dari dulu isu tersebut selalu dimaikan. Kita berikan kepercayaan kepada aparat keamanan untuk menindak tegas siapapun yang menyebarkan isu tersebut," pinta Gubernur Said.
Ia juga meminta Kapolda dan Pangdam untuk menindak tegas orang-orang yang diketahui menyebarkan isu-isu provokasi, karena akan berdampak buruk terhadap kehidupan persaudaraan di Maluku.
"Saya perintahkan kepada aparat keamanan yang bertugas di daerah ini, TNI dan Polri melalui Pangdam dan Kapolda untuk bertindak tegas, tidak ada main-main. Para pelaku yang teridentifikasi baik menyebarkan isu maupun yang memprovokasi perkelahian antarkampung/negeri, seperti yang terjadi di Negeri Morela dan Negeri Mamala, harus ditindak tegas," kata Gubernur Said.
Selanjutnya, dia juga meminta kepada media masa baik media cetak maupun media elektronik, atas ijin Pangdam maupun Kapolda agar para pelaku yang memprovokasi perkelahian antarkampung tersebut, foto dan gambar mereka ditampilkan di koran dan televisi.
"Saya bilang kepada Pangdam dan Kapolda supaya para pelaku yang melakukan provokasi perkelahian antarkampung Morela dan Mamala ditampilkan di koran dan televisi biar ada efek jera, supaya orang kenal wajah mereka," ujarnya.
Karena itu, moment acara halal bi halal ini, yang sudah menjadi tradisi di Indonesia, dan tidak ada di negara lain, setelah Hari Raya Idul Fitri ada forum seperti ini, karena dalam keberagaman dan kemajemukan sehingga perlu mempererat tali silahturahim serta merawat dan menjaganya dengan baik.
"Saya kira halal bi halal ini, bagi masyarakat antarkampung yang terlibat sengketa, momen yang sangat baik untuk saling memaafkan. Apalagi hari ini acara adat di dua negeri yang bersengketa itu, baku pukul menyapu (saling pukul menggunakan sapu lidi), sehingga kestempatan besar untuk saling memaafkan," kata Gubernur Said.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015