Ambon, 13/8 (Antara Maluku)- Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Maluku tahun 2014 sebesar 72,72 dari skala 0 sampai 100, atau angka ini naik 6,49 poin dibanding dengan IDI tahun 2013 sebesar 66,23.
Sedangkan IDI secara Nasional tahun 2014 sebesar 73,04, kata Kepala Bagian Tatat Usaha Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Charles Gigir di Ambon, Kamis.
Menurutnya, meskipun mengalami peningkatan tingkat demokrasi Indonesia masih tetap berada pada katagori sedang.
"Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga katagori yakni baik (indeks-lebih dari 80), sedang (indeks 60-80) dan buruk (indeks kurang dari 60)," ujarnya.
Dia menjelaskan, kenaikan angka yang merupakan indeks komposit tersebut dipengaruhi oleh perubahan tiga aspek demokrasi yang diukur yakni kekebasan sipil (Civil Liberty) yang naik 9,33 poin dari 81,52 pada 2013 menjadi 90,85 pada 2014.
Sedangkan lembaga-lembaga demokrasi (Institution of Democrasy) mengalami penurunan sebesar 1,86 poin dari 71,95 pada tahun 2013 menjadi 70,09 pada tahun 2014.
Dia mengatakan, secara metodologis dalam pengumpulan data digunakan empat sumber data berupa,1). review surat kabar lokal, 2). review dokumen (Perda, Pergub, dan lain-lain), 3). Fokus Grup Discussion.
Dia menambahkan, dari sisi indikator pada IDI 2014 terdapat 16 indikator yang mengalami kinerja baik (memiliki indikator yang memiliki skor di atas 80).
Katagori sedang pada IDI Maluku ditunjukan oleh tujuh indikator yang memiliki skor diantara 60 hingga 80.
Indikatr-indikator tersebut antara lain kurangnya fasilitas sehingga kelompok penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak pilih, kualitas daftar pemilih tetap (DPT), Demontrasi mogok yang bersifat kekerasan, alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan, Perda yang merupakan inisiatif DPRD, dan Keputusan Hakim yang kontraversial oleh jaksa atau polisi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
Sedangkan IDI secara Nasional tahun 2014 sebesar 73,04, kata Kepala Bagian Tatat Usaha Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Charles Gigir di Ambon, Kamis.
Menurutnya, meskipun mengalami peningkatan tingkat demokrasi Indonesia masih tetap berada pada katagori sedang.
"Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga katagori yakni baik (indeks-lebih dari 80), sedang (indeks 60-80) dan buruk (indeks kurang dari 60)," ujarnya.
Dia menjelaskan, kenaikan angka yang merupakan indeks komposit tersebut dipengaruhi oleh perubahan tiga aspek demokrasi yang diukur yakni kekebasan sipil (Civil Liberty) yang naik 9,33 poin dari 81,52 pada 2013 menjadi 90,85 pada 2014.
Sedangkan lembaga-lembaga demokrasi (Institution of Democrasy) mengalami penurunan sebesar 1,86 poin dari 71,95 pada tahun 2013 menjadi 70,09 pada tahun 2014.
Dia mengatakan, secara metodologis dalam pengumpulan data digunakan empat sumber data berupa,1). review surat kabar lokal, 2). review dokumen (Perda, Pergub, dan lain-lain), 3). Fokus Grup Discussion.
Dia menambahkan, dari sisi indikator pada IDI 2014 terdapat 16 indikator yang mengalami kinerja baik (memiliki indikator yang memiliki skor di atas 80).
Katagori sedang pada IDI Maluku ditunjukan oleh tujuh indikator yang memiliki skor diantara 60 hingga 80.
Indikatr-indikator tersebut antara lain kurangnya fasilitas sehingga kelompok penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak pilih, kualitas daftar pemilih tetap (DPT), Demontrasi mogok yang bersifat kekerasan, alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan, Perda yang merupakan inisiatif DPRD, dan Keputusan Hakim yang kontraversial oleh jaksa atau polisi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015