Ambon, 12/1 (Antara Maluku) - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, menjanjikan 100 desa berlistrik di Maluku pada 2017 dengan energi terbarukan yakni solar cell.
"Janji Menteri ESDM nantinya ditindaklanjuti dengan penandatangan MoU di Jakarta dijadwalkan pada 11 Februari 2016," kata Gubernur Maluku, Said Assagaff, di Ambon, Senin.
Menteri ESDM menjanjikannya saat berkunjung ke Ambon pada 10 Januari 2016.
"Jadi bantuan Menteri ESDM ini strategis dalam menjawab kebutuhan listrik masyarakat di Maluku yang hingga saat ini masih 420 desa di Maluku belum terjangkau pelayanan PT PLN (Persero)," ujarnya.
Gubernur yang didampingi Penjabat Sekda Maluku, Anthonius Sihaloho yang juga Ketua Bapedda setempat itu mengemukakan, intensif menjalin koordinasi dengan Menteri ESDM agar target pada 2019 semua desa di Maluku terlistriki terealisasi.
"Kami menargetkan hingga akhir 2019 sebanyak 1.024 desa di Maluku semuanya telah terlistriki dengan Kementerian ESDM menjadi ujung tombak program tersebut," tandasnya.
Dia mengakui, energi listrik menjadi salah satu program yang diprioritaskan untuk menjamin dan menciptakan iklim investasi strategis dalam upaya menjaring minat investor menanamkan modalnya di Maluku.
"Jujur ketersediaan energi listrik memang masih menjadi kendala dalam mendorong pertumbuhan investasi di Maluku, makanya bantuan Menteri ESDM diapresiasi dengan harapan setiap tahun bertambah realisasi program solar cell," tegas Gubernur.
Dia menilai pembangkit listrik solar cell strategis dengan karakteristik Maluku yang memiliki 1.340 buah pulau.
Apalagi, solar cell menjadi alternatif sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan. Solar cell juga memiliki kelebihan menjadi sumber energi praktis mengingat tidak membutuhkan transmisi karena dapat dipasang secara modular di setiap lokasi yang membutuhkan.
Solar cell pun tidak memiliki ekses suara seperti pada pembangkit tenaga angin serta dapat dipasang pada hampir seluruh daerah karena setiap lokasi di belahan dunia ini menerima sinar matahari.
Sebelumnya, General Manager PT.PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara, M Ikhsan Assad mengemukakan, sebanyak 420 desa di Maluku ternyata belum dialiri listrik.
Dari jumlah tersebut, desa yang paling banyak belum teraliri listrik berada di Kabupaten Kepulauan Aru yakni sebanyak 108 desa. Padahal Kepulauan Aru memiliki 117 desa dan dua kelurahan.
"Hanya Kota Ambon yang 100 persen terlistriki, sedangkan Maluku Tengah ( 79,75 persen), Seram Bagian Barat (90,02 persen) , Seram Bagian Timur( 53,87 persen), Buru (83.33 persen), Buru Selatan( 46.28 persen), Maluku Tenggara ( 82.94 persen), Kepulauan Aru (36.52 persen), Maluku Tenggara Barat (48.21 persen), Maluku Barat Daya (42.08 persen) dan Kota Tual 75.90 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Janji Menteri ESDM nantinya ditindaklanjuti dengan penandatangan MoU di Jakarta dijadwalkan pada 11 Februari 2016," kata Gubernur Maluku, Said Assagaff, di Ambon, Senin.
Menteri ESDM menjanjikannya saat berkunjung ke Ambon pada 10 Januari 2016.
"Jadi bantuan Menteri ESDM ini strategis dalam menjawab kebutuhan listrik masyarakat di Maluku yang hingga saat ini masih 420 desa di Maluku belum terjangkau pelayanan PT PLN (Persero)," ujarnya.
Gubernur yang didampingi Penjabat Sekda Maluku, Anthonius Sihaloho yang juga Ketua Bapedda setempat itu mengemukakan, intensif menjalin koordinasi dengan Menteri ESDM agar target pada 2019 semua desa di Maluku terlistriki terealisasi.
"Kami menargetkan hingga akhir 2019 sebanyak 1.024 desa di Maluku semuanya telah terlistriki dengan Kementerian ESDM menjadi ujung tombak program tersebut," tandasnya.
Dia mengakui, energi listrik menjadi salah satu program yang diprioritaskan untuk menjamin dan menciptakan iklim investasi strategis dalam upaya menjaring minat investor menanamkan modalnya di Maluku.
"Jujur ketersediaan energi listrik memang masih menjadi kendala dalam mendorong pertumbuhan investasi di Maluku, makanya bantuan Menteri ESDM diapresiasi dengan harapan setiap tahun bertambah realisasi program solar cell," tegas Gubernur.
Dia menilai pembangkit listrik solar cell strategis dengan karakteristik Maluku yang memiliki 1.340 buah pulau.
Apalagi, solar cell menjadi alternatif sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan. Solar cell juga memiliki kelebihan menjadi sumber energi praktis mengingat tidak membutuhkan transmisi karena dapat dipasang secara modular di setiap lokasi yang membutuhkan.
Solar cell pun tidak memiliki ekses suara seperti pada pembangkit tenaga angin serta dapat dipasang pada hampir seluruh daerah karena setiap lokasi di belahan dunia ini menerima sinar matahari.
Sebelumnya, General Manager PT.PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara, M Ikhsan Assad mengemukakan, sebanyak 420 desa di Maluku ternyata belum dialiri listrik.
Dari jumlah tersebut, desa yang paling banyak belum teraliri listrik berada di Kabupaten Kepulauan Aru yakni sebanyak 108 desa. Padahal Kepulauan Aru memiliki 117 desa dan dua kelurahan.
"Hanya Kota Ambon yang 100 persen terlistriki, sedangkan Maluku Tengah ( 79,75 persen), Seram Bagian Barat (90,02 persen) , Seram Bagian Timur( 53,87 persen), Buru (83.33 persen), Buru Selatan( 46.28 persen), Maluku Tenggara ( 82.94 persen), Kepulauan Aru (36.52 persen), Maluku Tenggara Barat (48.21 persen), Maluku Barat Daya (42.08 persen) dan Kota Tual 75.90 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016