Ternate, 28/1 (Antara Maluku) - Lembaga Pesisir Laut (Elsil) Kie Raha Maluku Utara meminta kepada Pemprov setempat untuk memproteksi komoditas unggulan di daerah ini, agar para petani yang mengembangkannya bisa meningkatkan kesejahteraannya.
"Harga komoditas unggulan seperti cengkih, pala, kopra dan kakao di Maluku Utara selama ini selalu anjlok, akibatnya petani sulit meningkatkan kesejahteraannya," kata Direktur Elsil, Thamrin Ali Ibrahim, di Ternate, Kamis.
Anjloknya harga komoditas unggulan tersebut, selain pengaruh turunnya harga di pasaran nasional dan ekspor, juga diakibatkan ulah para pengusaha maupun pedagang pengumpul yang ingin meraih untung besar dengan cara menekan harga di tingkat petani.
Menurut dia, untuk mengatasi masalah tersebut, Pemprov Maluku Utara harus melakukan intervensi, diantaranya dengan cara memproteksi harga komoditas sehingga harganya ditingkat petani bisa stabil pada angka yang menguntungkan petani, seperti yang dilakukan sejumlah provinsi lainnya di Indonesia.
Proteksi bisa dilakukan dengan cara Pemprov Maluku Utara menetapkan harga standar komoditas unggulan yang nantinya akan menjadi patokan bagi pengusaha atau pedagang pengumpul saat membeli dari petani dan jika pengusaha atau pedagang tidak mau membelinya, maka ditampung pemerintah setempat.
Thamrin mengatakan, untuk memperkuat tindakan proteksi itu, Pemprov Maluku Utara bersama DPRD setempat perlu membuat regulasi, misalnya dalam bentuk peraturan daerah proteksi komoditas unggulan dan sebaiknya Perda serupa juga ada di setiap Kabupaten/Kota.
Kalangan DPRD Maluku Utara juga mendukung usulan Elsil Kie Raha mengenai perlunya Pemprov setempat memproteksi komoditas unggulan tersebut, karena sesuai hasil kunjungan di lapangan, salah satu permasalahan yang selalu disampaikan masyarakat adalah rendahnya harga komoditas.
"Kami sangat mendukung usulan tersebut dan berharap Elsil Kie Raha segera melakukan koordinasi dengan Pemprov Maluku Utara untuk menyiapkan rancangan Perdanya ke DPRD setempat agar bisa secepatnya dibahas," kata Wakil Ketua DPRD setempat, Ishak Naser.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Harga komoditas unggulan seperti cengkih, pala, kopra dan kakao di Maluku Utara selama ini selalu anjlok, akibatnya petani sulit meningkatkan kesejahteraannya," kata Direktur Elsil, Thamrin Ali Ibrahim, di Ternate, Kamis.
Anjloknya harga komoditas unggulan tersebut, selain pengaruh turunnya harga di pasaran nasional dan ekspor, juga diakibatkan ulah para pengusaha maupun pedagang pengumpul yang ingin meraih untung besar dengan cara menekan harga di tingkat petani.
Menurut dia, untuk mengatasi masalah tersebut, Pemprov Maluku Utara harus melakukan intervensi, diantaranya dengan cara memproteksi harga komoditas sehingga harganya ditingkat petani bisa stabil pada angka yang menguntungkan petani, seperti yang dilakukan sejumlah provinsi lainnya di Indonesia.
Proteksi bisa dilakukan dengan cara Pemprov Maluku Utara menetapkan harga standar komoditas unggulan yang nantinya akan menjadi patokan bagi pengusaha atau pedagang pengumpul saat membeli dari petani dan jika pengusaha atau pedagang tidak mau membelinya, maka ditampung pemerintah setempat.
Thamrin mengatakan, untuk memperkuat tindakan proteksi itu, Pemprov Maluku Utara bersama DPRD setempat perlu membuat regulasi, misalnya dalam bentuk peraturan daerah proteksi komoditas unggulan dan sebaiknya Perda serupa juga ada di setiap Kabupaten/Kota.
Kalangan DPRD Maluku Utara juga mendukung usulan Elsil Kie Raha mengenai perlunya Pemprov setempat memproteksi komoditas unggulan tersebut, karena sesuai hasil kunjungan di lapangan, salah satu permasalahan yang selalu disampaikan masyarakat adalah rendahnya harga komoditas.
"Kami sangat mendukung usulan tersebut dan berharap Elsil Kie Raha segera melakukan koordinasi dengan Pemprov Maluku Utara untuk menyiapkan rancangan Perdanya ke DPRD setempat agar bisa secepatnya dibahas," kata Wakil Ketua DPRD setempat, Ishak Naser.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016