Ternate, 7/3 (Antara Maluku) - Sultan Tidore, Maluku Utara (Malut) Husain Syah meminta seluruh wisatawan mancanegara (wisman) yang datang menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) agar mematuhi adat istiadat Tidore.

"Imbauan itu terkait dengan tata cara berpaikan para wisatawan asing yang datang sebagai tamu pada fenomena alam gerhana matahari total harus sesuai dengan adat istiadat tidore dan telah disampaikan melalui Mr Osfal selaku pimpinan tour para wisatawan," katanya di Tidore, Senin.

Menurut dia, pihak Kesultanan tidak bisa melarang siapapun untuk datang ke Tidore, namun harus mematuhi adat istiadat yang ada sebab tidore tidak seperti daerah lain.

Bahkan, larangan bukan hanya soal tata cara berpakaian saat memasuki kedaton tapi minuman keras juga sangat dilarang karena di tidore tidak pernah melegalkan penjualan minuman keras meski kadang ada yang jual secara ilegal dan setelah melalui hasil sosialisasi oleh Mr.Osfal ternyata semua wisatawan asing menyetujui hal tersebut.

Husain Syah menambahkan, apabila para wisatawan yang hendak memasuki kedaton namun dengan pakaian terbuka maka tidak akan diperkenan oleh pihak kesultanan.

Meski demikian pihak kedaton telah menyediakan pakaian khusus yakni kain sarung atau lebih dikenal dengan sebutan Kain Dao yang dapat digunakan baik perempuan maupun laki-laki.

Sebab di kedaton nantinya akan disajikan makanan adat yakni Ngam Saro dan pada saat penyajian makanan adat ini ada ritual khusus baik sebelum maupun sesudah makan yang tidak bisa diikuti oleh orang-orang yang pakaiannya tidak layak.

"Masalah tata krama sangatlah penting karena menyangkut budaya oleh karena itu mereka diminta untuk berpakaian dengan standar nasional," katanya.

Kesultanan Tidore juga dalam momentum ini akan menggelar Shalat Gerhana Matahari pada 9 Maret yang akan dipusatkan di masjid Kesultanan Tidore.

"Semua Bobato akan diundang baik yang di Tidore maupun yang berada di wilayah oba, karena peristiwa gerhana ini merupakan peristiwa besar yang harus disyukuri, karena gerhana ini adalah satu bentuk bahwa sang pencipta itu benar-benar ada, sehingga dia mampu pertemukan antara bulan dan matahari dalam satu kurun waktu tertentu," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016