Ternate, 9/3 (Antara Maluku) - Perusahaan Panasonic menyatakan pantauan Gerhana Matahari Total (GMT) di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) paling sempurna jikan dibandingkan dengan daerah lain di Tanah Air.
"Pantauan paling sempurna kami dapatkan di Ternate karena didukung cuaca yang sangat cerah," kata General Manager Panasonic Corporation, Hisao Tjugita, usai acara Pantau Bersama GMT yang dilakukan perusahaan itu di Ternate, Rabu.
Proses pemantauan dimulai pukul 8.36-11.20 WIT hingga GMT terjadi pada pukul 9.5,41 -- 9.54,18.
Gambar didapatkan sempurna berkat dukungan peralatan seperti 12 unit modul tenaga matahari panasonic HIT dengan efisiensi konversi tinggi yang menghasilkan 3 KW listrik, dengan cara menyerap energi yang dapat mengabadikan momentum sangat spektakuler itu.
Siaran secara langsung momentum GMT dapat disaksikan masyarakat melalui beberapa platform digital media seperti ustream, youtube live, periscope.
"Ini merupakan siaran ketiga fenomena GMT dari Panasonic secara langsung," kata Hisao.
Menurut dia, siaran itu berbeda dengan proses penyiaran sebelumnya, dimana tenaga didekasikan khusus untuk memasang modul tenaga cahaya matahari di lokasi memberikan kenyamanan yang lebih besar, mengingat fasilitas supply container dapat dipindahkan dengan mudah dan dipasang secara tepat dan sederhana dengan jumlah pekerjaan konstruksi yang minimal.
Sementara itu, Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman memberikan apresiasi ke manajemen Panasonic yang memanfaatkan momentum GMT di Ternate untuk disebarkan ke seluruh dunia.
Wali Kota juga menyatakan, selain titik pengamatan GMT yang disediakan Kesultanan Ternate di Dodoku Ali untuk Panasonic, Pemkot juga menyiapkan sekitar 13 titik pengamatan GMT di berbagai titik.
Ia mengatakan 2.600 wisatawan mancanegara saat ini berada di Ternate untuk menyaksikan momentum GMT di berbagai titik pemantauan yang disediakan.
"Putri Thailand Maha Chakri Sirindhom yang menikmati fenomena GMT di Pendopo Keraton Kesultanan Ternate bersama petinggi dan pewaris Kesultanan Ternate," katanya.
Selain di Kota Ternate, GMT juga terlihat antara lain di Palu, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, dan Kendari, Sulawesi Tenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Pantauan paling sempurna kami dapatkan di Ternate karena didukung cuaca yang sangat cerah," kata General Manager Panasonic Corporation, Hisao Tjugita, usai acara Pantau Bersama GMT yang dilakukan perusahaan itu di Ternate, Rabu.
Proses pemantauan dimulai pukul 8.36-11.20 WIT hingga GMT terjadi pada pukul 9.5,41 -- 9.54,18.
Gambar didapatkan sempurna berkat dukungan peralatan seperti 12 unit modul tenaga matahari panasonic HIT dengan efisiensi konversi tinggi yang menghasilkan 3 KW listrik, dengan cara menyerap energi yang dapat mengabadikan momentum sangat spektakuler itu.
Siaran secara langsung momentum GMT dapat disaksikan masyarakat melalui beberapa platform digital media seperti ustream, youtube live, periscope.
"Ini merupakan siaran ketiga fenomena GMT dari Panasonic secara langsung," kata Hisao.
Menurut dia, siaran itu berbeda dengan proses penyiaran sebelumnya, dimana tenaga didekasikan khusus untuk memasang modul tenaga cahaya matahari di lokasi memberikan kenyamanan yang lebih besar, mengingat fasilitas supply container dapat dipindahkan dengan mudah dan dipasang secara tepat dan sederhana dengan jumlah pekerjaan konstruksi yang minimal.
Sementara itu, Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman memberikan apresiasi ke manajemen Panasonic yang memanfaatkan momentum GMT di Ternate untuk disebarkan ke seluruh dunia.
Wali Kota juga menyatakan, selain titik pengamatan GMT yang disediakan Kesultanan Ternate di Dodoku Ali untuk Panasonic, Pemkot juga menyiapkan sekitar 13 titik pengamatan GMT di berbagai titik.
Ia mengatakan 2.600 wisatawan mancanegara saat ini berada di Ternate untuk menyaksikan momentum GMT di berbagai titik pemantauan yang disediakan.
"Putri Thailand Maha Chakri Sirindhom yang menikmati fenomena GMT di Pendopo Keraton Kesultanan Ternate bersama petinggi dan pewaris Kesultanan Ternate," katanya.
Selain di Kota Ternate, GMT juga terlihat antara lain di Palu, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, dan Kendari, Sulawesi Tenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016