Ambon, 20/4 (Antara Maluku) - Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Maluku akan melakukan kegiatan peduli uang logam guna mengajak masyarakat di Kabupaten Maluku Barat Daya dan Maluku Tenggara Barat uuntuk tetap menggunakannya.

"Jadi nanti BI menyiapkan fasilitas bagi masyarakat yang bermukim di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD) guna menukarkan uang logam, agar mereka mengetahui bahwa uang logam masih berlaku," kata Deputi Perwakilan BI Maluku Joko Triono di Ambon, Rabu.

Ini merupakan satu solusi, lanjutnya, agar bagaimana masyarakat bisa menghargai uang logam itu sebagai alat pembayaran yang sah.

Joko mengatakan, hasil ekspedisi BI Perwakilan Maluku ke 16 pulau perbatasan di kawasan Kabupaten MTB sampai Kabupaten MBD ternyata masyarakat selama ini sudah tidak lagi mempergunakan uang logam sebagai alat pembayaran sewaktu bertransaksi.

Hal ini diperkirakan mungkin saja terjadi karena berbagai harga barang kebutuhan yang dipasarkan di dua kabupaten itu sudah di atas uang Rp500 maupun Rp1.000. Akhirnya uang logam recehan Rp100, Rp200, Rp500 sudah tidak digunakan lagi, bahkan Rp1.000 sudah jarang ditemukan di dua kabupaten tersebut.

"Ini salah satu yang mengakibatkan pemanfaatan uang logam semakin berkurang, karena itu BI Perwakilan Maluku akan mencoba dengan melakukan peduli uang logam," ujarnya.

Joko mengatakan, pemanfaatan uang logam di Kota Ambon cukup baik, mulai dari Rp100, Rp200, Rp500, sampai Rp1.000, sangat jauh perbedaan jika dibandingkan dengan di dua kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Menurutnya, retribusi parkir di Kota Ambon untuk kendaraan bermotor masih membutuhkan uang logam Rp1.000 per sekali parkir, dengan demikian kalau tidak punya uang logam Rp1.000, cukup dengan uang logam Rp500 dua koin saja sudah bisa membayar retribusi parkir.

"Apalagi di Pulau Jawa mulai dari Provinsi Jawa Timur sampai Jawa Barat sangat membutuhkan uang logam dalam perputaran perekonomian," katanya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016