Ambon, 13/5 (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melakukan evaluasi program beasiswa bagi pendidikan Strata satu (S1) sambil bekerja di Kyoto, Jepang.

"Evaluai program belajar dan bekerja 13 siswa Ambon di Jepang dilakukan tim monitoring bersama orang tua siswa," kata Kepala Dinas Pendidikan kota Ambon, Benny Kainama, Kamis.

Menurut dia, evaluasi program belajar dilakukan setelah tim monitoring melakukan kunjungan ke Kyoto Jepang untuk melihat perkembangan siswa.

"Evaluasi tersebut untuk mengetahui perkembangan para siswa yang melakukan proses belajar yakni ada mendapatkan penilaian super, tetapi lainnya perlu diberikan motivasi. Pada prinsipnya seluruh siswa melakukan tugas belajar dengan baik," ujar Benny.

Dia menyatakan, tahap awal para siswa mengikuti kursus bahasa Jepang selama enam bulan yang diberikan oleh tim berasal dari Pemerintah Kyoto, Jepang, guna proses adaptasi dengan lingkungan kampus maupun masyarakat setempat.

"Prinsipnya tujuan kerja sama para siswa melakukan program belajar ke Jepang yakni bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kota Ambon, khususnya di jenjang SMA/SMK sehingga ke depan dapat bersaing dengan daerah lain," kata Benny.

Diakuinya, beasiswa belajar di luar negeri diharapkan dapat membuka peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat yang ada sehingga peluang bekerja juga semakin terbuka lebar.

Sedangkan, Koordinator Program Belajar di Jepang, Rohny Maail mengatakan, perkembangan para siswa cukup baik dengan lima dari 13 diantaranya memiliki nilai yang sangat baik.

"Penguasaan bahasa Jepang para siswa sangat baik di enam bulan pertama, baik untuk penulisan kanji maupun katakana, dan mendapat apresiasi dari pihak sekolah," katanya.

Ia menjelaskan, periode enam bulan kedepan para siswa diharapkan dapat memenuhi level N2 sebagai syarat dasar melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi.

"Jika siswa dapat memenuhi level N2, maka dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi untuk pendidikan S1 selama empat tahun," tandasnya.

Ditambahkannya, 13 siswa yang mengikuti program belajar tersebar di empat kota di Jepang yakni empat siswa di kota Hamamatsu, lima di Maebashi serta masing- masing dua di kota Hakodate Hokaido dan Fukuoka.

"Para siswa juga telah bekerja di Jepang setelah enam bulan mempelajari bahasa setempat. Kita berharap mereka dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi pendidikan di Perguruan Tinggi yang akan dimulai pada Oktober 2016," kata Rohny.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016