Ambon, 2/6 (Antara Maluku) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyarankan pemerintah Provinsi Maluku untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata sehingga dapat menjadi destinasi wisata utama di Indonesia.

"Maluku perlu bentuk KEK pariwisata di samping infrastruktur yang dibangun, sehingga dapat menjadi destinasi wisata utama di tanah air," kata Asisten Deputi Industri Pariwisata, Kemeterian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), kata Agus Priyono, saat bimbingan teknis (bintek) diseminasi standar usaha parawisata Maluku, di Ambon, Kamis.

Dia mengakui, Maluku terkenal dengan berbagai objek wisata alam, bahari yang indah dan eksotik serta budaya yang menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk berkunjung dan mempelajarinya, tetapi hingga saat ini belum ada yang termasuk dalam destinasi wisata unggulan.

Hal tersebut terbukti, Maluku tidak termasuk dalam 10 destinasi pariwisata prioritas kunjungan wisatawan di tahun 2016 yang ditetapkan Kementerian Parekraf.

10 destinasi prioritas yang ditetapkan yakni Candi Borobudur, Mandalika - Labuan Bajo, Gunung Bromo - Tengger, Gunung Semeru, Kepulauan Seribu, Danau Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Layang.

Menurut Agus, penetapan 10 destinasi wisata tersebut didasari beberapa pertimbangan di antaranya kesiapan infrastruktur yang dibangun baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, memiliki ikon kuat, mengalami penurunan kunjungan wisatawan seperti Toba serta potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.

Agus mengungkapkan, salah satu destinasi pariwisata di Maluku yang banyak dilirik dan dikunjungi wisatawan adalah Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, yang selama ini terkenal sebagai salah satu lokasi penyelaman terbaik karena memiliki aneka ragam karang subur serta ikan-ikan langka.

Selain itu, Kepulauan Banda juga terkenal sebagai kota sejarah peninggalan abad ke-17, di masa kejayaan rempah-rempah berupa pala dan cengkeh, serta menjadi tempat pembuangan sejumlah tokoh nasional seperti Proklamator Mohammad Hatta, Iwa Kusuma Sumantri dan Sultan Sjahrir.

"Jika Pemprov Maluku berkeinginan menjadikan Pulau Banda sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia, maka harus ditetapkan sebagai KEK pariwisata," katanya.

Dia mengakui, Banda Naira dan seluruh gugus Pulau Banda saat ini sejak lama termasuk dalam Kawasan Pariwisata Nasional (KPN), sehingga perlu langkah strategis yang dilakukan pemerintah daerah, terutama Dinas Parekraf Maluku untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, sehingga statusnya dapat ditingkatkan menjadi destinasi wisata utama di tanah air.

Ditanya tenang kegiatan wisata internasional seperti lomba layar internasional Darwin (Australia Utara) - Ambon (Maluku) yang telah dikembangkan sejak tahun 1976, Agus Priyono menegaskan, lomba layar tersebut saat ini kurang diminati para pelayar mancanegara, dikarenakan kurangnya perencanaan terutama penyiapan paket wisata yang menarik minat wisatawan.

"Kementerian Parekraf tetap mendukung penyelenggaraan lomba layar internasional ini, terutama dari segi promosi, tetapi perlu didukung dengan penyiapan paket-paket wisata yang menarik minat pelayar mancanegara dan wisatawan untuk mengikutinya," katanya.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016