Ternate, 2/9 (Antara Maluku) - Sejumlah elemen di Ternate, Maluku Utara (Malut) meminta pemkot setempat membuat perencanaan guna mengantisipasi tingginya penderita HIV/AIDS di Ternate yang saat ini mencapai 297 orang.

"Sampai Agustus 2016 sudah mencapai 297 kasus dan kota Ternate tidak mempunyai rencana stategis (restra) penanggulangan HIV/AIDS," kata Direktur LSM Rorano Malut, Ashgar Saleh di Ternate, Jumat.

Oleh karena itu, lembaga yang konsisten dalam menanggulangi bahaya HIV/AIDS itu meminta komisi III DPRD Ternate bisa membicarakan hal ini dengan Dinas Kesehatan agar menetapkan Restra untuk lima tahun penanggulangan HIV/AIDS.

Bahkan secara nasional, kata Ashgar yang juga pengamat kebijakan pablik ini, sudah ada restra penanggulangan HIV/AIDS.

AIDS merupakan sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kebebalan tubuh manusia akibat virus HIV.

"Kalau kita ingin angka prevalensi turun atau infeksi baru menurun dan kematian akibat HIV/AIDS menurun, maka harus dibuat restra untuk lima tahun dengan tingkat pencapai yang bisa diprediksi dengan skala prioritas setiap tahun," ujarnya.

Asghar mengatakan, Rentra tersebut penting karena dijadikan dokumen teknis sekaligus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian, sehingga bisa diketahui penyebab gagal atau berhasil penanganan HIV/AIDS di Ternate.

Hal lain kata Ashgar, terkadang persediaan obat maupun tenaga konseling terbatas, sedangkan perkembangan penyakit mematikan tersebut terus meningkat dan menyerang berbagai jenjang usia.

"Karena itu kita minta DPRD memelopori gerakan periksa darah serta menggunakan haknya untuk pengawasan. Pemerintah juga diminta mengawasi dengan benar tempat-tempat pijat, salon dan hotel yang belakangan terindikasi disalahgunakan," katanya.

Asghar memberi contoh, panti pijat yang berubah menjadi tempat prostitusi terselubung maupun kos-kosan, sehingga DPRD juga bisa menggunakan haknya untuk melakukan pengawasan.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016