Ambon, 14/9 (Antara Maluku) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Maluku, mengusulkan penambahan desa tangguh bencana ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).

"Usulan kami sampaikan setelah Deputi BPNB melihat langsung peranan relawan desa tangguh bencana dalam penanggulangan bencana alam di kota Ambon," kata Kepala BPBD Ambon, Enrico Matitaputty di Ambon, Rabu.

Ia mengatakan, program desa tangguh bencana di Ambon sangat membantu pemerintah dalam pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

"Pencegahan menghadapi bencana dilakukan relawan di sejumlah desa di Ambon diantaranya Kilang kecamatan Leitimur Selatan dan Eri kecamatan Nusaniwe, upaya ini membawa dampak baik bagi penanggulangan bencana," katanya.

Menurut Enrico, paradigma penyelenggaraan bencana menitikberatkan pada pencegahan dan kesiapsiagaan, yang merupakan upaya membangun kesiapan masyarakat secara sistematis, terpadu dan terkoordinasi.

Menghadapi bencana alam, masyarakat tidak pasif dan bukan hanya sebagai orang yang tidak berbuat apa-apa. Setiap masyarakat diharapkan mempunyai cara untuk menyampaikan informasi jika terjadi bencana.

"Karena itu kegiatan prabencana memiliki makna penting dan strategis, karena sangat menentukan kemampuan dalam menghadapi bencana dan paska bencana," katanya.

Ia menjelaskan, UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dimana pengurangan resiko bencana merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat.

"Upaya penanggulangan bencana peran pemerintah menjadi sangat penting dan strategis ketika bencana terjadi diluar kemampuan masyarakat, tetapi jika bencana terjadi dapat ditanggulangi masyarakat, maka sudah sepatutnya masyarakat menjadi garda terdepan," ujarnya.

Dia menjelaskan, penguatan kapasitas telah dilakukan sejak November 2014 yakni pelatihan relawan desa fasilitasi dan pengembangan pemberdayaan masyarakat menuju desa dan kelurahan tangguh bencana.

Pelatihan relawan desa tangguh bencana dilakukan bagi 60 relawan dua desa di Ambon, yakni Nusaniwe dan Kilang dan telah dilanjutkan ke sejumlah desa negeri dan kelurahan.

"Pelatihan dilakukan untuk membina dan mengembangkan relawan dalam melibatkan diri pada kegiatan penanggulangan bencana dan menjadi pionir yang tidak bergantung pada bantuan pemerintah," katanya.

Enrico menambahkan, menghadapi bencana alam masyarakat tidak boleh pasif yakni bukan hanya sebagai orang yang tidak berbuat apa-apa, tetapi diharapkan mempunyai cara untuk menyampaikan informasi jika terjadi bencana.

"Karena itu kegiatan pra bencana memiliki makna penting dan strategis, karena sangat menentukan kemampuan dalam menghadapi bencana dan pasca bencana," katanya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016