Ambon, 21/9 (Antara Maluku) - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Maluku menggelar dialog budaya Jalur Rempah Maluku Pusat Peradaban Dunia sebagai upaya memperkenalkan potensi rempah Maluku kepada generasi muda.

"Dialog budaya jalur rempah merupakan kegiatan yang mendapat perhatian serius dari Ditjen Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidijan dan Kebudayaan (Kemendikbud)," kata Kepala BPNB Maluku, Stevanus Tiwery, di Ambon, Rabu.

Dialog ini diharapkan akan mendapat kajian dan hasil inventarisasi guna muatan tentang jalur rempah di Maluku

Menurut dia, Maluku di masa lampu terkenal dengan rempah -rempah yang membuat bangsa di dunia berkeinginan untuk menguasai kekayaan rempah di daerah ini seperti cengkeh, pala dan koli.

Kekayaan rempah di Maluku tersebut, hendaknya dapat diperkenalkan kepada generasi muda melalui upaya menggerakkan jalur rempah di Maluku ke kondisi saat ini agar dapat dimanfaatkan dengan baik.

"Upaya tersebut dapat dilakukan melalui festival kuliner Maluku yang ada kaitan dengan rempah-rempah. Hal ini dilakukan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat," katanya.

Hal terpenting, kata Stevanus adalah bagaimana upaya menanamkan nilai di masa lampau ketika jalur rempah itu dilakukan, dengan satu tujuan adalah menemukan daerah penghasil rempah seperti cengkeh, pala dan koli yang dapat ditemukan di Ternate dan Banda.

"Hal lainnya adalah manfaat dan nilai yang ingin didapat bukan hanya nilai ekonomis. Terpenting, manfaat rempah tersebut bagi pengobatan dan kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Dijelaskannya, kegiatan dialog ini juga diupayakan menanamkan sejarah tentang rempah bagi generasi muda, bahwa pada masa lampau jalur rempah dimanfaatkan untuk potensi pariwisata.

"Pada saat itu jalur transportasi masih sulit, tetapi orang bisa menjangkau Maluku semata-mata sasarannya hasil bumi yakni cengkeh dan pala, tetapi juga mempengaruhi aspek kehidupan yang lain," tandasnya.

Stevanus berharap, melalui kegiatah ini generasi muda dapat memahami bahwa pada masa lampau Maluku menjadi tujuan, dan saat ini bagaimana upaya mempersiapkan rempah-rempah dan potensi kekayaan alam dan kekayaan budaya yang lain.

"Kekayaan alam dan budaya harus digerakkan untuk memberikan dukungan bagi prospek pembangunan Maluku kedepan terutama dibidang pariwisata, karena sektor ini sangat mendukung kegiatan pembangunan di daerah ini," tegasnya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016