Ternate, 26/10 (Antara Maluku) - Harga biji pala di Ternate, Maluku Utara (Malut) mengalami penurunan dari Rp63 ribu menjadi Rp60 ribu per kg, sedangkan fuli pala naik tipis dari Rp123 ribu menjadi Rp125 ribu per kg.

Salah seorang pedagang hasil bumi di Ternate Jhoni ketika dihubungi, Rabu, mengatakan turunnya harga biji pala tersebut karena dipengaruhi turunnya harga pembelian di daerah tujuan antarpulau, khususnya Surabaya, Jawa Timur.

Untuk harga cengkih tetap bertahan Rp91 ribu per kg, begitu pula kakao Rp30 ribu per kg dan kopra Rp9.100 per kg.

"Harga komoditas perkebunan Malut saat ini memang relatif lebih murah, tetapi ini tidak hanya terjadi di Malut tetapi juga di daerah lainnya di Indonesia akibat melemahnya permintaan dari industri, baik di dalam maupun luar negeri.

Sementara itu, rendahnya harga komoditas perkebunan tersebut disikapi para petani setempat dengan menahan komoditasnya dan kalaupun menjual hanya sedikit sekedar untuk mendapatkan uang guna membeli kebutuhan hidup.

Salah seorang petani pala di Ternate Rahmat mengaku masih memiliki stok biji pala lebih dari tiga ton dan fuli pala sekitar 200 kg, tetapi ia belum berniat menjualnya.

Petani itu mengaku baru akan menjual biji pala dan fuli pala miliknya kalau harga biji pala kembali naik minimal Rp80 ribu per kg dan fuli pala Rp140 ribu per kg.

Masalahnya, menurut Rahmat, kalau menjual biji pala dan fuli pala dengan harga seperti ini jelas sangat rugi, karena mereka sudah mengeluarkan biaya cukup besar untuk pemetikan dan biaya pemeliharaan tanaman.

Disperindag Malut kini terus mengupayakan pembangunan industri pengolahan pala di daerah ini agar selain untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pala, juga untuk menjaga stabilitas harganya di tingkat petani.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016