Saumlaki, 22/11 (Antara Maluku) - Pemerintah Kabubaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Selasa pagi menggelar Apel Akbar Deklarasi Kebhinekaan Cinta Damai.
Mengangkat tema "Melalui Hikmah Hari Pahlawan Ke 71 Tahun 2016 Kita Tingkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat Guna Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan NKRI", apel akbar itu digelar di lokasi Taman Kota Saumlaki, jalan Ir. Soekarno.
Acara dihadiri sejumlah elemen dalam masyarakat termasuk TNI/Polri, PNS, tokoh muda dari Orang Muda Katolik (OMK), Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) para siswa SMA dan SMK, perwakilan mahasiswa dari STKIPS, STIESA, dan STIAS.
Selain itu, tokoh agama, tokoh adat dan pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) seperti Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), GMKI, GMNI, KNPI, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Forum Koordnasi Pimpinan Daerah (FKPD).
Apel dipimpin oleh Bupati Bitsael S. Temmar.
Setelah acara pemeriksaan pasukan, dilakukan penandatanganan deklarasi oleh Bupati, Ketua DPRD MTB, Dandim 1507/Saumlaki, Kapolres MTB, Ketua Pengadilan Negeri Saumlaki, Dan Lanal Saumlaki, Dan Satradar 245 Saumlaki, dan Danyon Infateri 734/Satria Nusa Samudera.
Deklarasi itu sendiri berisi tiga pernyataan sikap yang dibacakan oleh perwakilan KNPI, mahasiswa dan unsur ASN.
Pertama, "Kami menyatakan dengan ini bahwa kami adalah bagian dari NKRI yang berada di gugus terdepan dengan perbatasan Republik Indonesia bagian selatan, memegang teguh kebhinekaan.
Kedua, "Kami menyatakan cinta damai, menolak radikalisme da terorisme dalam bentuk apapun. Kami siap menjaga keutuhan NKRI dengan menjalankan semua kegiatan sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di dalam NKRI, sesuai bidang tugas masing-masing.
Ketiga, "Kami juga menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara dan selalu berpegang teguh pada agama dan kepercayaan masing-masing."
Bitsael S.Temmar dalam sambutannya mengatakan, melalui kegiatan ini segenap elemen diajak untuk bangkit melawan radikalisme.
"Apel Kebhinekaan ini digelar sebagai bentuk refleksi dalam rangka menumbuhkan kembali rasa cinta serta kesadaran berbangsa dan bernegara di kalangan masyarakat kita, dalam rangka menjaga dan mempertahankan keutuhan serta kerukunan hidup ditengah keragaman budaya, adat istiadat, terlebih sebagai umat beragama," katanya.
Ia menegaskan, kebhinekaan adalah kekuatan yang terbentuk dari kerja keras yang telah dipertahankan sejak zaman leluhur, dan telah menyatu sebagai jiwa bangsa.
"Meskipun bangsa Indonesia terus mengalami pergeseran seiring berkembangnya IPTEK, kebhinnekaan itu telah memberikan dampak pada pola pikir serta membentuk karakter masyarakat Indonesia sampai hari ini," katanya.
"Tekad bersama kita adalah menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bebas, merdeka, bersatu, serta cinta tanah air, menjunjung demokrasi dan kesetiakawanan sosial menuju masyarakat adil dan makmur," tambahnya.
Menurut dia, komitmen terhadap NKRI ini penting ditegaskan, mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai sebuah bangsa, ancaman dan tantangan bagi keutuhan NKRI masih terus terjadi.
Ancaman dan teror tidak hanya dari luar tetapi juga dari dalam. Belakangan ini, bangsa kita kembali diperhadapkan dengan begitu banyak tindakan kejahatan dengan berbagai modus, dengan tujuan merongrong kestabilan bangsa dan negara.
"Untuk itu, hanya dengan bersatu kita menjadi kuat," katanya.
Bupati juga mengajak seluruh masyarakat bersama TNI dan Polri yang mendiami bumi Tanimbar untuk membangun komitmen bersama menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang hebat dan disegani oleh bangsa lain.
"Gunakanlah prinsip sinergitas dalam menyelesaikan setiap masalah, sehingga semua elemen dapat dilibatkan untuk mencari solusi terbaik. Kita patut bersyukur bahwa sampai dengan saat ini, daerah kita tetap ada dalam suasana rukun dan damai tanpa konflik, dan ini harus dipertahankan," katanya.
Dalam menyongsong pilkada di MTB, bupati menghimbau seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak jelas kebenarannya, terutama terhadap konten-konten yang menyebar di media sosial sekarang ini.
Bitsael berharap tidak ada warga masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah ini yang mencampuradukkan urusan politik dengan urusan lain, apa lagi dengan isu SARA.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
Mengangkat tema "Melalui Hikmah Hari Pahlawan Ke 71 Tahun 2016 Kita Tingkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat Guna Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan NKRI", apel akbar itu digelar di lokasi Taman Kota Saumlaki, jalan Ir. Soekarno.
Acara dihadiri sejumlah elemen dalam masyarakat termasuk TNI/Polri, PNS, tokoh muda dari Orang Muda Katolik (OMK), Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) para siswa SMA dan SMK, perwakilan mahasiswa dari STKIPS, STIESA, dan STIAS.
Selain itu, tokoh agama, tokoh adat dan pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) seperti Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), GMKI, GMNI, KNPI, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Forum Koordnasi Pimpinan Daerah (FKPD).
Apel dipimpin oleh Bupati Bitsael S. Temmar.
Setelah acara pemeriksaan pasukan, dilakukan penandatanganan deklarasi oleh Bupati, Ketua DPRD MTB, Dandim 1507/Saumlaki, Kapolres MTB, Ketua Pengadilan Negeri Saumlaki, Dan Lanal Saumlaki, Dan Satradar 245 Saumlaki, dan Danyon Infateri 734/Satria Nusa Samudera.
Deklarasi itu sendiri berisi tiga pernyataan sikap yang dibacakan oleh perwakilan KNPI, mahasiswa dan unsur ASN.
Pertama, "Kami menyatakan dengan ini bahwa kami adalah bagian dari NKRI yang berada di gugus terdepan dengan perbatasan Republik Indonesia bagian selatan, memegang teguh kebhinekaan.
Kedua, "Kami menyatakan cinta damai, menolak radikalisme da terorisme dalam bentuk apapun. Kami siap menjaga keutuhan NKRI dengan menjalankan semua kegiatan sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di dalam NKRI, sesuai bidang tugas masing-masing.
Ketiga, "Kami juga menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara dan selalu berpegang teguh pada agama dan kepercayaan masing-masing."
Bitsael S.Temmar dalam sambutannya mengatakan, melalui kegiatan ini segenap elemen diajak untuk bangkit melawan radikalisme.
"Apel Kebhinekaan ini digelar sebagai bentuk refleksi dalam rangka menumbuhkan kembali rasa cinta serta kesadaran berbangsa dan bernegara di kalangan masyarakat kita, dalam rangka menjaga dan mempertahankan keutuhan serta kerukunan hidup ditengah keragaman budaya, adat istiadat, terlebih sebagai umat beragama," katanya.
Ia menegaskan, kebhinekaan adalah kekuatan yang terbentuk dari kerja keras yang telah dipertahankan sejak zaman leluhur, dan telah menyatu sebagai jiwa bangsa.
"Meskipun bangsa Indonesia terus mengalami pergeseran seiring berkembangnya IPTEK, kebhinnekaan itu telah memberikan dampak pada pola pikir serta membentuk karakter masyarakat Indonesia sampai hari ini," katanya.
"Tekad bersama kita adalah menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bebas, merdeka, bersatu, serta cinta tanah air, menjunjung demokrasi dan kesetiakawanan sosial menuju masyarakat adil dan makmur," tambahnya.
Menurut dia, komitmen terhadap NKRI ini penting ditegaskan, mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai sebuah bangsa, ancaman dan tantangan bagi keutuhan NKRI masih terus terjadi.
Ancaman dan teror tidak hanya dari luar tetapi juga dari dalam. Belakangan ini, bangsa kita kembali diperhadapkan dengan begitu banyak tindakan kejahatan dengan berbagai modus, dengan tujuan merongrong kestabilan bangsa dan negara.
"Untuk itu, hanya dengan bersatu kita menjadi kuat," katanya.
Bupati juga mengajak seluruh masyarakat bersama TNI dan Polri yang mendiami bumi Tanimbar untuk membangun komitmen bersama menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang hebat dan disegani oleh bangsa lain.
"Gunakanlah prinsip sinergitas dalam menyelesaikan setiap masalah, sehingga semua elemen dapat dilibatkan untuk mencari solusi terbaik. Kita patut bersyukur bahwa sampai dengan saat ini, daerah kita tetap ada dalam suasana rukun dan damai tanpa konflik, dan ini harus dipertahankan," katanya.
Dalam menyongsong pilkada di MTB, bupati menghimbau seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak jelas kebenarannya, terutama terhadap konten-konten yang menyebar di media sosial sekarang ini.
Bitsael berharap tidak ada warga masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah ini yang mencampuradukkan urusan politik dengan urusan lain, apa lagi dengan isu SARA.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016