Ambon, 9/12 (Antara Maluku) - Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku Bambang Hermanto mengatakan nelayan perlu membentuk kelompok dan koperasi untuk meningkatkan serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang masih kecil.

"Untuk menambah permodalan nelayan perlu membentuk kelompok-kelompok dan koperasi yang akan dibiayai oleh perbankan," kata Bambang di Ambon, Jumat.

Nelayan dalam mencari nafkah di laut disebutnya mengalami siklus yang tidak menentu, sangat tergantung pada cuaca.

"Para nelayan kadang melaut, kadang tidak, tergantung pada cuaca sehingga pendapatan mereka tidak menentu. Karena itu perlu dipahami lembaga keuangan agar dapat memberikan beberapa kelonggaran bagi sektor-sektor yang memiliki karakteristik tertentu," ujar Bambang.

Ia mengatakan dalam penyaluran pembiayaan perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan untuk memberikan pemahaman dan perluasan wawasan kepada para nelayan agar lebih mudah mengakses layanan perbankan dan pembiayaan serta layanan industri keuangan.

"Kita akan meningkatkan kemampuan supaya para nelayan ini mengerti proses bisnis terutama pembiayaan sehingga mereka bisa berhadapan dengan bank atau perusahaan pembiayaan," katanya.

Bambang menjelaskan OJK memiliki program JARING (Jangkau, Sinergi dan Guideline) yang bertujuan mengembangkan potensi kelautan dan perikanan.

"Kami prioritas mengembangkan program Jaring, karena berbagai potensi untuk pengembangnya," katanya.

Program Jaring bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional.

"Selama ini kesejahteraan nelayan tradisional masih di bawah rata-rata sehingga harus ditingkatkan," ujarnya.

"Target utama program Jaring adalah meningkatkan kredit dan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan serta mendorong perluasan akses masyarakat di sektor ini ke layanan jasa keuangan," kata Bambang.

Selain itu, program itu juga dinilai mampu mendorong pemahaman pelaku jasa keuangan terhadap bisnis di sektor kelautan dan perikanan, dengan demikian kredit perbankan dan pembiayaan ke sektor ini terus meningkat.

Dia mengakui bank masih enggan masuk dalam bisnis pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan lantaran belum adanya model pembiayaan baku yang bisa dijadikan acuan sehingga masih adanya anggapan bahwa pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan berisiko sangat tinggi.

"Namun OJK mengupayakan mencari terobosan pembiayaan agar sektor ini lebih aman untuk dibiayai. Selain itu nelayan juga lebih mudah dalam mengakses layanan jasa keuangan," ujar Bambang.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016