Ternate, 23/1 (Antara Maluku) - Pengamat ekonomi dari Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, DR Mukhtar Adam menyatakan, masuknya investasi Jepang ke Pulau Morotai bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah Provinsi Maluku Utara.
"MoU Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang untuk dapat membuka atau menanam saham di salah satu Kawasan Ekonomi Asean (KEA) meski dipolemikkan sejumlah masyarakat, namun di sisi lain bisa membangkitkan perekonomian Malut," katanya menanggapi kehadiran investasi di Pulau Morotai, Senin.
Mukhtar Adam menyatakan, penolakan yang dilakukan beberapa pihak ini, dianggap keliru atau terlalu barbau dengan politik dam sebenarnya penawaran kerjasama yang dilakukan Jepang tersebut, sangat bagus untuk perekonomian Malut.
Selain itu, investasi yang ingin dilakukan oleh pelaku usaha dari Jepang harus disambut dengan karpet merah, karena menjadi momentum penting menempatkan Morotai sebagai pusat jasa dan perdagangan dikawasan pasifik, sehingga menjadi episentrum pembangunan pacifik, karena dengan begitu tidak cukup alasan untuk menolak investasi Jepang dengan skema kerjasama antar-negara.
Apalagi Morotai memiliki nilai historis bagi Jepang, utamanya kelompok usia diatas 60 tahun yang saat ini makin menebal di Jepang, seiring dengan peningkatan usia, harapan hidup masyarakat Jepang yang menbutuhkan objek wisata baik eko wisata, wisata sejarah dan wisata alam.
Bahkan Morotai memiliki potensi yang dibutuhkan mastrakat Jepang dan menjadi peluang bisnis yang menarik bagi para investor Jepang untuk menanamkan modalnya di Jepang.
Menurut dia, penyerahan pengelolaan Pulau Morotai, bukan pada pengelolaan pemerintahan atau menyerahkan kedaulatan kepada pemerintah Jepang, melainkan menyerahkan keadaan Jepang untuk menyediakan infrastruktur yang terkait dengan investasi pariwisata, sehingga ini menjadi kesempatan yang baik bagi Morotai, Malut dan bahkan Indonesia untuk menguasai perekonomian dikawasan pasifik.
Dia mengingatkan, masyarakat Maluku Utara dan Morotai tidak perlu risau akan akan ganguan politik dan pertahanan, saat ini dan kedepan bangsa- bangsa di dunia tidak akan saling melakukan pertempuran militer.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"MoU Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang untuk dapat membuka atau menanam saham di salah satu Kawasan Ekonomi Asean (KEA) meski dipolemikkan sejumlah masyarakat, namun di sisi lain bisa membangkitkan perekonomian Malut," katanya menanggapi kehadiran investasi di Pulau Morotai, Senin.
Mukhtar Adam menyatakan, penolakan yang dilakukan beberapa pihak ini, dianggap keliru atau terlalu barbau dengan politik dam sebenarnya penawaran kerjasama yang dilakukan Jepang tersebut, sangat bagus untuk perekonomian Malut.
Selain itu, investasi yang ingin dilakukan oleh pelaku usaha dari Jepang harus disambut dengan karpet merah, karena menjadi momentum penting menempatkan Morotai sebagai pusat jasa dan perdagangan dikawasan pasifik, sehingga menjadi episentrum pembangunan pacifik, karena dengan begitu tidak cukup alasan untuk menolak investasi Jepang dengan skema kerjasama antar-negara.
Apalagi Morotai memiliki nilai historis bagi Jepang, utamanya kelompok usia diatas 60 tahun yang saat ini makin menebal di Jepang, seiring dengan peningkatan usia, harapan hidup masyarakat Jepang yang menbutuhkan objek wisata baik eko wisata, wisata sejarah dan wisata alam.
Bahkan Morotai memiliki potensi yang dibutuhkan mastrakat Jepang dan menjadi peluang bisnis yang menarik bagi para investor Jepang untuk menanamkan modalnya di Jepang.
Menurut dia, penyerahan pengelolaan Pulau Morotai, bukan pada pengelolaan pemerintahan atau menyerahkan kedaulatan kepada pemerintah Jepang, melainkan menyerahkan keadaan Jepang untuk menyediakan infrastruktur yang terkait dengan investasi pariwisata, sehingga ini menjadi kesempatan yang baik bagi Morotai, Malut dan bahkan Indonesia untuk menguasai perekonomian dikawasan pasifik.
Dia mengingatkan, masyarakat Maluku Utara dan Morotai tidak perlu risau akan akan ganguan politik dan pertahanan, saat ini dan kedepan bangsa- bangsa di dunia tidak akan saling melakukan pertempuran militer.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017