Ambon, 1/2 (Antara Maluku) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Maluku Antonius Sihaloho mengatakan potensi sektor perikanan belum tergarap secara optimal karena berbagai kendala, salah satunya adalah infrastruktur pendukung, seperti listrik dan air bersih yang masih belum tersedia.

"Perikanan merupakan sektor unggulan di Maluku, tapi masih memiliki banyak kendala untuk mengoptimalkan sektor tersebut," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Maluku Antonius Sihaloho dalam Dialog Sambung Rasa di Ambon, Rabu.

Dialog Sambung Rasa merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 yang akan berlangsung hingga 9 Februari mendatang.

Sedikitnya 300 orang dari SKPD dan stake holder terkait hadir dalam kegiatan yang menghadirkan Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dan Kepala BAPPEDA Maluku Antonius Sihaloho sebagai narasumber.

Antonius dalam paparannya mengatakan sektor perikanan tidak tergarap secara maksimal diakibatkan oleh masih belum optimalnya produksi dan produktivitas perikanan tangkap dan budidaya, kurangnya pemanfaatan kawasan potensial budidaya, dan belum berkembangnya industri pengolahan hasil perikanan yang dapat memberikan nilai tambah.

Selain itu, infrastuktur pendukung perikanan tangkap, seperti listrik dan air bersih belum terpenuhi secara optimal, dan fungsi dan peran dua Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), tujuh Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI), dan empat Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) tidak terkelola dengan maksimal.

"Maluku memiliki 13 pelabuhan perikanan, baik PPN, PPI dan PPP yang tersebar di Kota Ambon, Tual, Amahai, Kayeli, Ukularang, Klishatu, Kalar-Kalar, Banda, Tamher Timur, Piru dan Dobo," katanya.

Dikatakannya lagi, Maluku memiliki garis pantai sepanjang 10.630 kilometer atau 11,17 persen dari 95.181 kilometer total garis pantai Indonesia, yang menjadikannya terpanjang di se-Nusantara dan nomor empat terpanjang di dunia setelah Kanada, Amerika Serikat, dan Rusia.

Dengan laut seluas 654.000 kilometer persegi, Maluku kaya dengan dengan sumber daya perikanan tangkap, berupa ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang, lobster, dan cumi-cumi yang tersebar di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), yakni Laut Banda (WPP 714), Laut Seram (WPP 715), dan Laut Arafura (WPP 718).

Potensi yang dihasilkan oleh tiga WPP sebanyak 3,055 juta per tahun, menjadikan Maluku sebagai penyumbang terbesar perikanan di Indonesia, yakni 30,76 persen.

"Jumlah produksi perikanan tangkap di Maluku pada 2015 mencapai 504.367 ton, sedangkan produksi perikanan budidaya sebanyak 725.262 ton," ucapnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017