Ambon, 10/2 (Antara Maluku) - British Institute of Technology England berkeinginan membantu Institut Teknologi Ambon (ITA) yang akan dibangun pemerintah Provinsi Maluku dalam waktu dekat.

Keinginan tersebut disampaikan vice concelor British Institute of Technology England, DR. M. Farmer dalam pertemuan dengan Ketua dan anggota Komisi D DPRD, dipimpin Saadyah Uluputty serta Wakil Ketua Komisi B, Sudarmo bin Yasin di Ambon, Kamis.

"Kami dari British institut of technology banyak berkecimpung dalam hal teknologi tinggi dan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar dunia seperti rol royce, fujitsu, british petroleum, dan menarik sekali bahwa Provinvi Maluku sekarang sedang membangun ITA sehingga diharapkan nantinya kami bisa membantu dalam banyak hal untuk membangun institut ini," katanya.

Pendidikan adalah salah satu bidang kunci yang penting dan membutuhkan kerja keras membangun serta mengembankannya dengan baik, dan dalam rintosan kerjasama dengan Maluku nantinya diharapkan banyak mahasiwa yang dikirim untuk belajar di Inggris.

"Saya meberikan saran kepada DPRD dalam pembangunan ITA ini bagusnya perlu melibatkan industri, terutama yang sudah berkembang cukup bagus di negara-negara maju dan kami sendiri sudah banyak melakukan hal itu," jelas Farmer.

Misalnya Jepang yang lebih dekat dapat memperkenalkan perusahaan-perusahaan yang ingin mau kerjasama dengan ITA di masa datang sehingga kalau ada industri yang terlibat dalam ITA akan menjadi insentif/

"Kita ketahui bahwa kompetsisi global sekarang sangat ketat dimana orang-orang dari berbagai negara seperti Tiongkok, India dan sebagainya mereka punya pendidikan yang tinggi serta pengalaman baik dan bersaing dalam kancah ekonomi global," katanya.

Agar ITA bisa menyiapkan mahsiswa dengan sangat baik untuk bersaing dengan orang-orang tersebut maka perlu ada pemberian semacam kemampuan keahlian serta kreatifitas untuk bersaing secara global.

Untuk menjembatani pendidikan tinggi antara Indonesia dengan negara maju seperti Inggris, Kanada, Amerka dan negara lain di dunia memang perlu kerjasama secara intens guna meningkatkan standar pendidikan tinggi di Indonesia.

"Saya mendorong kunjungi website sebuah badan akreditas atau penjaminan mutu dari pendidikan tinggi yang ada di Inggris dan di situ dapat banyak materi yang bisa digunakan dalam meningkatkan standar pendidikan tinggi khususnya di Maluku," tandas Farmer.

Selain itu juga banyak mahasiswa ketika sudah punya standar bagus seperti anak dari Maluku nantinya setelah selesai ingin pulang membangun daerahnya, hanya saja ada banyak mahasiwa di Inggris terutama dari India saat pulang tidak punya ladasan bagus untuk berkembang dan maju di negaranya.

Jadi dalam negeri juga perlu disiapkan landasan yang bagus untuk mendorong dan memfasilitasi mereka berkembang dan maju dalam mengembangkan bisnis atau industri di daerah masing-masing.

Hal lain yang penting untuk dipertimbangkan oleh pengambil kebijakan pendidikan di Maluku bahwa perlu ada semacam rancangan skil (spesialisasi) agar mahsiswa memilikinya karena memiliki peluang besar mendapatkan pekerjaan atau membangun usaha.

Dalam bidang teknologi dan enjinering, banyak bidang yang mungkin belum mendapatkan perhartian cukup besar seperti matematika dan kalau punya spesilaisasi di situ maka banyak peluang.

Dijelaskan, kalau pilih IT tentu sudah banyak yang lakukan dan akan menjadi semacam persaiangan dengan orang sudah punya pengalaman.

Sementara DR. Ahmad Amir Ali selaku CEO Tower Bridge consultancy dan training mengatakan kehadiran mereka di Kota Ambon baru pertama kali dan bertemu orang-orang partai politik yang duduk di DPRD dan membidangi masalah pendidikan.

Tower Bridge merupakan sebuah perusahaan konsultan yang ingin menjembatani atau membangun relasi yang lebih baik antara Indonesia dengan Inggris, dan kehadirannya ingin berbagai ide apa saja yang bisa dikerjakan bersama antara kedua negara khususnya Maluku sebagai bagian dari Indonesia Timur.

"Kami juga harapkan ada kunjungan dari Maluku ke Inggris guna mendiskusikan banyak hal di bidang pendidikan," ujarnya.

Sementara Ketua Komisi D DPRD Maluku, Saadiah Uluputty mengatakan ada 120 universitas di Inggris yang siap menerima mahasiwa asal Maluku sekolah di sana asalkan memiliki prestasi cukukp baik dan perlu ada rintisan MoU dengan pemprov.

"British Institute of Technology England - Inggris menyampaikan tawarannya seperti apa kepada Maluku dan kami jelaskan sekarang ada blok masela yang akan membutuhkan tenaga-tenaga mumpuni di bidang pertambangan," kata Saadyah.

Kemudian pemprov akan membangun ITA dan mereka juga menyampaikan informasi tentang adanya beberapa tawaran beasiswa di Inggris kepada pemprov dan sekiranya ada putera-puteri asal Maluku yang ingin lanjut ke sana.

Sebab dalam percaturan global sekarang ini butuh kualitas manusia yang mumpuni untuk siap bersaing dan mereka ingin menawarkan ke pemprov agar bisa ditindaklanjuti.

"Komisi D juga berharap bisa memfasilitasi penyampaian inormasi ini ke unpatti, Unidear, Ukim, IAIN bagaimana menyambut tawaran kerjasama ini dan tentunya mereka butuh dukungan pemerintah," ujarnya. 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017