Ambon, 22/2 (Antara Maluku) - Menyongsong peringatan dua abad Hari Pattimura yang jatuh pada 15 Mei, Museum negeri Siwalima Ambon berencana menggelar pameran jalur rempah di Saparua, Kabupaten Maluku Tengah pada 13 Mei 2017.
"Karena itu adalah peringatan Hari Pattimura, kami memilih pameran bertema jalur rempah, yang mana menjelaskan proses kedatangan penjajah ke Maluku," kata Kepala Museum Siwalima Jean E. Saija di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan pameran jalur rempah akan dilangsungkan selama tiga hari, di gedung diorama perang Saparua yang berada di samping benteng peninggalan kolonial Hindia-Belanda, Duurstede.
Dalam pameran itu akan dipamerkan berbagai koleksi peralatan perang yang digunakan oleh pasukan tradisional dan tentara penjajah semasa perang, di antaranya helm, senapan, dan miniatur meriam.
Selain itu, akan dipamerkan juga berbagai data, informasi, dan foto yang memaparkan dan menggambarkan situasi masa pendudukan kolonial dalam ekspansi monopoli jalur rempah-rempah di kepulauan Maluku.
"Rempah-rempah pada masa itu ibarat emas, benda yang paling dicari oleh masyarakat Eropa. Upaya monopoli perdagangan rempah-rempah yang membuat mereka datang sampai ke Maluku," katanya.
Jean mengemukakan dalam pelaksanaannya nanti, pihaknya akan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) dan Balai Arkeologi Maluku untuk pembuatan materi pameran.
"Diorama itu milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, jadi kami juga akan meminta izin untuk penggunaannya selama beberapa hari," ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan Museum Siwalima memiliki sedikitnya 100-an koleksi sejarah perjuangan, kebanyakan di antaranya adalah foto-foto tua dari tahun 1800-an.
"Untuk koleksi yang berkaitan dengan sejarah perjuangan, kebanyakan adalah foto, sedangkan benda atau barang tidak banyak, sebagian besar adalah peralatan perang yang berhasil dikumpulkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Karena itu adalah peringatan Hari Pattimura, kami memilih pameran bertema jalur rempah, yang mana menjelaskan proses kedatangan penjajah ke Maluku," kata Kepala Museum Siwalima Jean E. Saija di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan pameran jalur rempah akan dilangsungkan selama tiga hari, di gedung diorama perang Saparua yang berada di samping benteng peninggalan kolonial Hindia-Belanda, Duurstede.
Dalam pameran itu akan dipamerkan berbagai koleksi peralatan perang yang digunakan oleh pasukan tradisional dan tentara penjajah semasa perang, di antaranya helm, senapan, dan miniatur meriam.
Selain itu, akan dipamerkan juga berbagai data, informasi, dan foto yang memaparkan dan menggambarkan situasi masa pendudukan kolonial dalam ekspansi monopoli jalur rempah-rempah di kepulauan Maluku.
"Rempah-rempah pada masa itu ibarat emas, benda yang paling dicari oleh masyarakat Eropa. Upaya monopoli perdagangan rempah-rempah yang membuat mereka datang sampai ke Maluku," katanya.
Jean mengemukakan dalam pelaksanaannya nanti, pihaknya akan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) dan Balai Arkeologi Maluku untuk pembuatan materi pameran.
"Diorama itu milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, jadi kami juga akan meminta izin untuk penggunaannya selama beberapa hari," ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan Museum Siwalima memiliki sedikitnya 100-an koleksi sejarah perjuangan, kebanyakan di antaranya adalah foto-foto tua dari tahun 1800-an.
"Untuk koleksi yang berkaitan dengan sejarah perjuangan, kebanyakan adalah foto, sedangkan benda atau barang tidak banyak, sebagian besar adalah peralatan perang yang berhasil dikumpulkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017