Ternate, 13/4 (Antara Maluku) - Harga komoditi perkebunan di kota Ternate, Maluku Utara bertahan, padahal para petani setempat mengharapkan harganya naik seiringnya dengan meningkatnya kebutuhan menjelang Bulan Suci Ramadhan.
Salah seorang pedagang hasil bumi di Ternate, Ha Gwan, Kamis, mengatakan, harga cengkih bertahan Rp103.000 - Rp104.000/Kg. Harga ini diperkirakan akan bertahan hingga musim panen cengkih pada pertengahan 2017.
Stok cengkih yang dimiliki petani di Ternate saat ini semakin sedikit seiring dengan telah lewatnya masa panen, tetapi harganya diperkirakan sulit untuk bergerak naik karena harga pembelian di daerah tujuan antarpulau, seperti Manado dan Surabaya tidak mengalami kenaikan.
Ha Gwan mengatakan, harga biji pala bertahan Rp55.000 -Rp57.000/Kg tergantung kualitas dan fuli Rp115.000/Kg, kopra Rp8000/Kg dan kakao nonfermentasi Rp23.000/Kg.
Khususnya untuk biji dan fuli di Ternate diperkirakan juga masih sulit mengalami kenaikan, karena saat ini stok di petani cukup melimpah seiring dengan masih berlangsungnya musim panen, bahkan tidak tertutup kemungkinan bisa mengalami penurunan.
Karena itu, para petani di Ternate meminta kepada pemerintah setempat agar mengupayakan harga komoditi perkebunan di daerah ini bisa lebih baik, misalnya dengan cara mengeluarkan kebijakan penetapan harga standar.
Masalah dengan harga saat ini seperti cengkih yang hanya mencapai Rp103.000/Kg jelas tidak menguntungkan petani. Harga itu hanya bisa menutupi biaya panen, kecuali kalau bisa lebih dari Rp120.000/Kg.
Sedangkan, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kota Ternate Nuryadin A Rahman mengatakan Pemkot setempat tidak kesulitan untuk mendorong naiknya harga komoditi perkebunan di daerah ini sesuai dengan yang diinginkan petani karena mengikuti mekanisme pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
Salah seorang pedagang hasil bumi di Ternate, Ha Gwan, Kamis, mengatakan, harga cengkih bertahan Rp103.000 - Rp104.000/Kg. Harga ini diperkirakan akan bertahan hingga musim panen cengkih pada pertengahan 2017.
Stok cengkih yang dimiliki petani di Ternate saat ini semakin sedikit seiring dengan telah lewatnya masa panen, tetapi harganya diperkirakan sulit untuk bergerak naik karena harga pembelian di daerah tujuan antarpulau, seperti Manado dan Surabaya tidak mengalami kenaikan.
Ha Gwan mengatakan, harga biji pala bertahan Rp55.000 -Rp57.000/Kg tergantung kualitas dan fuli Rp115.000/Kg, kopra Rp8000/Kg dan kakao nonfermentasi Rp23.000/Kg.
Khususnya untuk biji dan fuli di Ternate diperkirakan juga masih sulit mengalami kenaikan, karena saat ini stok di petani cukup melimpah seiring dengan masih berlangsungnya musim panen, bahkan tidak tertutup kemungkinan bisa mengalami penurunan.
Karena itu, para petani di Ternate meminta kepada pemerintah setempat agar mengupayakan harga komoditi perkebunan di daerah ini bisa lebih baik, misalnya dengan cara mengeluarkan kebijakan penetapan harga standar.
Masalah dengan harga saat ini seperti cengkih yang hanya mencapai Rp103.000/Kg jelas tidak menguntungkan petani. Harga itu hanya bisa menutupi biaya panen, kecuali kalau bisa lebih dari Rp120.000/Kg.
Sedangkan, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kota Ternate Nuryadin A Rahman mengatakan Pemkot setempat tidak kesulitan untuk mendorong naiknya harga komoditi perkebunan di daerah ini sesuai dengan yang diinginkan petani karena mengikuti mekanisme pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017