Ternate, 16/4 (Antara Maluku) - Festival Legu Gam (FLG) yang berlangsung di Ternate, Maluku Utara (Malut) selama 15 hari resmi ditutup dengan malam hiburan rakyat, menampilkan artis ibu kota dan lokal di Lapangan Sunyie Lamo Salero, Minggu.

Ketua Umum FLG, Abdullah Taher menyatakan, FLG berlangsung selama dua pekan ini mempromosikan berbagai atraksi budaya dan membangkitkan semangat generasi muda untuk mengenal adat seatorang yang diatur para lelulur di Kesultanan Ternate.

FLG Ke-13 ini mengambil tema expedisi jalur rempah di negeri para raja, yang menunjukkan bahwa provinsi Malut sebagai salah satu daerah yang pernah menjadi rebutan bangsa Eropa, karena memiliki kekayaan rempah-rempah bernilai tinggi.

Abdullah, yang juga Wakil Wali Kota Ternate, menyatakan FLG adalah salah satu wahana untuk perkenalkan berbagai budaya yang dimiliki daerah ini, karena memiliki sejarah panjang Sultan Moloku Kieraha.

"Sejarah mencatat Kesultanan Ternate memiliki kekuasaan hingga ke Timor Leste, begitu pula Kesultanan Tidore yang menguasai wilayah sebagian Pulau Halmahera hingga ke Papua," katanya.

Di Malut ada empat Kesultanan yang memiliki pengaruh cukup besar, sehingga Presiden Soekarno meminta agar daerah itu bisa menjadi bagian dari bangsa Indonesia.

Sebelumnya, Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba berharap FLG di Ternate bisa dilestarikan, apalagi keberadaannya telah menjadi agenda pariwisata nasional.

"FLG ini telah menjadi agenda Kementerian Pariwisata, jadi harus dilestarikan karena kegiatan ini juga bertujuan membangkitkan semangat generasi muda untuk mencintai budaya para leluhur," ujarnya. 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017