Ternate, 10/5 (Antara Maluku) - Kantor Bea dan Cukai Ternate menyatakan, selama bulan April telah dilakukan ekspor berbagai produk baru jenis nikel ore dari Pulau Obi dan Gebe, Maluku Utara. 

"Ekspor komoditas baru yaitu Nickel Ore dengan tujuan ke Cina," kata Humas Kantor Bea dan Cukai Ternate, Soma Bagaskoro di Ternate, Rabu.

Dia menjelaskan, sesuai peraturan bahwa barang jenis Nickel Ore mentah bisa diekspor dengan persyaratan tertentu, artinya biaya tambahan keluar akan masuk ke daerah sebanyak 10 persen.

"Dengan begitu selama bulan April lalu, Malut mendapatkan biaya pemasukan sebesar Rp1,7 miliar dan itu hanya untuk Nickel Ore," kata Soma.

Sedangkan untuk ekspor di Pulau Obi, tidak dikenakan biaya keluar sehingga pemasukan untuk Malut mengenai biaya tambahan keluar.

Akan tetapi, besinya sangat lebih tinggi, karena nikelnya sudah dalam bentuk olahan, selain kandungan besinya tinggi, terdapat juga kandungan karbon dan untuk nilai devisa ekspor yang dilakukan oleh PT Megah Surya Pertiwi di Pulau Obi Sebesar Rp263,4 miliar dengan tujuan Virginia Island.

Begitu pula, untuk nickel ore yang dilakukan PT Fajar Bhakti Lintas Nusantar di Pulau Gebe dengan jumlah nilai devisanya Rp20,7 miliar dengan tujuan Cina.

"Di samping itu, ada izin dari Kementerian SDM yang diperbolehkan mengekspor nickel ore dengan kadar 1,7 persen, selebihnya tidak diperbolehkan atau dilarang, namun harus membayar 10 persen harga patokan ekspornya," katanya.

Soma menambahkan, untuk smelter yang di Pulau Taliabu sampai saat ini belum melakukan ekspor, sebab yang di Taliabu masih dalam proses pembangunan smelter.

Menurutnya, untuk Antam sendiri rencananya akan melakukan ekspor pada Mei ini dengan Nickel ore, bahkan Antam atau perusahaan Aneka Tambang tersebut sudah mendapatkan persetujuan ekspor.

"Malut hanya dua smelter yang mendapatkan izin ekspor Nickel Ore yaitu PT Fajar Bakti Lintas Nusantar dan PT Aneka Tambang," katanya.

Selain itu, rencana ekspor Antam pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 1 sampai 2 juta ton dan untuk Weda by Nickel hanya berada pada kegiatan antar pulau, berbeda dengan NHM sendiri melakukan ekspor namun tidak melalui Malut, melainkan dari Bitung dan Jakarta.

Dimana, sebelum diekspor barang mentah tersebut dibawa ke Jakarta untuk diolah menjadi mas untuk hasil produksinya, barulah dilakukan ekspor

"Ke depan hal seperti itu harus didorong agar kegiatan ekspornya dilakukan di Malut, agar menambah PAD untuk Malut, selain itu dana bagi hasil juga akan diterima oleh Malut," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017