Langgur, 22/5 (Antara Maluku) - Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara meminta warga masyarakat di daerah itu mewaspadai penularan HIV/AIDS, karena data menunjukkan jumlah kasus penyakit tersebut terus bertambah.

"Kasus pertama HIV/AIDS ditemukan tahun 1994, dan hingga tahun 2016 kemarin jumlahnya sudah mencapai 563, terdiri dari 198 kasus HIV dan 385 AIDS," kata Kasie Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara, Abdul Azis di Langgur, Senin.

Sedangkan selama Januari-April 2017 sudah terdata 31 kasus baru, empat di antaranya positif AIDS dan 27 lainnya positif HIV.

"Kalau dijumlahkan sejak 1994 hingga April 2017 sudah terdata 614 kasus, dengan penderita tersebar di seluruh kecamatan. Karena itu, warga masyarakat diharapkan tetap waspada, jangan ganti-ganti pasangan, setia dalam pernikahan, dan menjauhi narkoba," katanya.

Menurut Abdul Azis, Dinas Kesehatan Malra melakukan pendataan penderita HIV/AIDS secara "mobile" (keliling berbagai permukiman warga dan tempat) yang dianggap rawan penularan, dan selama ini terbukti efektif.

Dengan cara tersebut banyak kasus ditemukan dan dapat segera dilakukan tindakan penanganan dan pencegahan penularan lebih lanjut.

Pada 2016, Dinas Kesehatan Malra sudah menyiapkan enam layanan kesehatan untuk pemeriksaan ODHA (orang dengan HIV/AIDS), yakni di RSU Karel Sadsuitubun Langgur, RS Hati Kudus Langgur, Puskesmas Kolser, Debut, Rumat, dan Puskesmas Elat di wilayah Kei Besar.

Pada April 2017, dilakukan pelatihan bagi tenaga-tanaga medis di Puskesmas lain agar kelak juga dapat melayani pemeriksaan HIV/AIDS.

Selain itu, dilancarkan pula program pemeriksaan (scanning) HIV/AIDS pada ibu hamil dan penderita Tuberkolosis (paru-paru).

Abdul Azis mengungkapkan, kasus HIV/AIDS di seluruh Malra bukan hanya ditemukan pada warga setempat, tetapi juga pendatang dari luar daerah, di antaranya dari provinsi Papua.

Penderita HIV/AIDS di Malra didominasi kalangan ibu rumah tangga dengan jumlah 190 kasus, disusul pekerja seks komersial (92), petani (59), PNS (33), dan sisanya dari berbagai profesi lain.

Abdul Azis menambahkan, salah satu risiko penularan HIV adalah dari ibu ke anak, sehingga pencegahan juga diarahkan pada perempuan usia reproduksi, dan pencegahan kehamilan tidak direncanakan pada perempuan HIV.

"Dukungan psikologis, sosial dan perawatan juga diberikan kepada ibu pengidap HIV beserta anak dan keluarganya," katanya.

Pewarta: Siprianus Yanyaan

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017