Ternate, 3/8 (Antara Maluku) - Ketua Masyarakat Sejarahan Indonesia (MSI) Maluku Utara, Syahrir Muhammad menyatakan, pemerintah dan instansi terkait dalam merevitalisasi cagar budaya di daerah ini harus mempertahankan keasliannya.

" Keaslian cagar budaya yang harus dipertahankan tidak hanya bentuknya, tetapi fungsi dan kearifan lokal yang ada di kawasan cagar budaya itu," katanya, di Ternate, Kamis.

Pemerintah dan instansi terkait, dalam merevitalisasi cagar budaya terkadang lebih mengedepankan pendekatan proyek dan pola kerjanya didasarkan pada selera pelaksana proyek sehingga bukan atas kajian ilmiah.

Akibatnya walaupun cagar budaya yang direvitalisasi itu terlihat semakin bagus, tetapi nilai keasliannya sebagai benda peninggalan sejarah berkurang, bahkan pada sisi tertentu hilang sama sekali.

Ia mencontohkan pada revitalisasi benteng Orange di Ternate, yang dilakukan Pemkot Ternate bersama Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, walaupun bentuk benteng yang dibangun kolonial pada abad ke-16 itu tidak berubah tetapi fungsi ruangan yang ada di dalamnya menjadi hilang.

" Di dalam Benteng Oranje itu, dulunya ada ruangan-ruangan seperti poliklinik maupun rapat. Sekarang tidak lagi. Begitu pula keramik lantainya sudah diganti dengan yang baru. Padahal seharusnya dipertahankan," ujar Syahrir.

Dia mengharapkan dalam merevitalisasi cagar budaya lainnya di Maluku Utar hal seperti itu tidak terjadi lagi.

Karena itu, perlunya melibatkan konsultan dan pendamping dari akademisi, baik kalangan sejarahwan, arkeolog, maupun arsitek.

Cagar budaya yang ada di Maluku Utara cukup banyak, baik yang terkait dengan kesultanan maupun kolonial, diantaranya berupa benteng yang merupakan warisan sejarah yang tidak hanya berguna untuk kepentingan ilmu pengetahuan tetapi juga pariwisata.

Syahrir menambahkan, upaya untuk melestarikan cagar budaya yang ada di Maluku Utara selain melalui revitalisasi, maka tidak kalah penting dilakukan adalah menanamkan kesadaran dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai keberadaan dan manfaat cagar budaya itu.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017