Jakarta, 7/9 (Antara) - Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Letjen TNI I Wayan Midhio menilai penanaman kesadaran bela negara dapat mengembalikan karakter Masyarakat Indonesia yang telah luntur, salah satunya adalah gotong royong.
"Sebelumnya masyarakat kita bersifat gotong royong dan saling membantu, sekarang masyarakat hidup menjadi individualis, introvert, lebih senang menyendiri, bahkan menjadi asing di lingkungannya sendiri," ujar Midhio usai menghadiri Parade Cinta Tanah Air yang dilaksanakan di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu.
Ia menilai lunturnya salah satu ciri bangsa itu diakibatkan oleh perkembangan sosial media berbasis internet, yang mulai mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan sosial masyarakat.
"Sosial media menjadi wadah masyarakat untuk melakukan interaksi dalam dunia maya. Perkembangan teknologi memang sangat membantu masyarakat dalam banyak hal, tapi dalam waktu bersamaan, medsos ini telah menghancurkan interaksi," tutur dia.
Terkait dengan masalah tersebut, Kemenhan kemudian mengatasinya dengan menggencarkan program pembinaan kesadaran bela negara, yakni "membumikan" kembali karakter-karakter yang dimiliki Bangsa Indonesia, kata Midhio.
"Cinta Tanah Air, yakin terhadap Ideologi Pancasila, serta gotong royong adalah sifat-sifat yang ditekankan dalam bela negara, sehingga dengan kegiatan itu masyarakat kembali mengenal karakter bangsanya," kata dia.
Midhio menuturkan program bela negara sejatinya tidak hanya diperuntukkan bagi generasi muda, namun juga menyasar lingkungan pekerjaan.
Menurut dia, ketika karakter bangsa yang luntur telah kembali mengakar melalui bela negara, kelak semua kalangan masyarakat dari berbagai usia dan profesi dapat menangkal ancaman yang berpotensi mengganggu stabilitas negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Sebelumnya masyarakat kita bersifat gotong royong dan saling membantu, sekarang masyarakat hidup menjadi individualis, introvert, lebih senang menyendiri, bahkan menjadi asing di lingkungannya sendiri," ujar Midhio usai menghadiri Parade Cinta Tanah Air yang dilaksanakan di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu.
Ia menilai lunturnya salah satu ciri bangsa itu diakibatkan oleh perkembangan sosial media berbasis internet, yang mulai mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan sosial masyarakat.
"Sosial media menjadi wadah masyarakat untuk melakukan interaksi dalam dunia maya. Perkembangan teknologi memang sangat membantu masyarakat dalam banyak hal, tapi dalam waktu bersamaan, medsos ini telah menghancurkan interaksi," tutur dia.
Terkait dengan masalah tersebut, Kemenhan kemudian mengatasinya dengan menggencarkan program pembinaan kesadaran bela negara, yakni "membumikan" kembali karakter-karakter yang dimiliki Bangsa Indonesia, kata Midhio.
"Cinta Tanah Air, yakin terhadap Ideologi Pancasila, serta gotong royong adalah sifat-sifat yang ditekankan dalam bela negara, sehingga dengan kegiatan itu masyarakat kembali mengenal karakter bangsanya," kata dia.
Midhio menuturkan program bela negara sejatinya tidak hanya diperuntukkan bagi generasi muda, namun juga menyasar lingkungan pekerjaan.
Menurut dia, ketika karakter bangsa yang luntur telah kembali mengakar melalui bela negara, kelak semua kalangan masyarakat dari berbagai usia dan profesi dapat menangkal ancaman yang berpotensi mengganggu stabilitas negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017