Ternate, 14/9 (Antara Maluku) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar simulasi penanganan terorisme terutama di Maluku Utara dengan melibatkan personel TNI dan Polri.

"Pelaksanaan apel kesiapsiagaan dan penanganan krisis digelar untuk mengecek personel dan alustista dalam menghadapi ancaman terorisme," kata Sekretaris Utama BNPT R Gautama Wiranegara di Ternate, Kamis.

Menurut dia, wilayah Malut merupakan salah satu wilayah yang sangat rentan masuknya ancaman terorisme, apalagi ada pulau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Gautama mengakui khusus di Kabupaten Pulau Morotai yang berbatasan langsung dengan negara Filipina merupakan wilayah rentan masuknya teroris dari Marawi.

Apalagi, ada 26 pulau yang tersebar di Kabupaten Pulau Morotai hingga kini belum dihuni, ini dikhawatirkan menjadi tempat bagi terorisme.

Oleh karena itu, dia menyatakan TNI dan Polri harus bersatu dan bersama-sama memerangi terorisme dengan siap-siaga menjaga keutuhan wilayah dari ancaman apapun yang datang.

Kegiatan ini merupakan program dari BNPT bekerja sama dengan Polda Malut dan Korem 152/Babullah dalam rangka mengantisipasi adanya aksi teror di wilayah Malut.

Usai pelaksanaan apel akan dilaksanakan simulasi penanganan aksi teror yang dilakukan oleh pasukan khusus gabungan TNI-Polri.

Simulasi itu dirangkaikan dengan aksi saling tembak maupun peragaan "snapling" yaitu proses pendaratan dari gedung menggunakan tali serta aksi sniper (penembak jitu) dari ketinggian dan perkelahian tangan kosong oleh tim gabungan TNI dan Polri.

Pelaksanaan yang akan dipusatkan di Kompi Khusus Batalyon Infanteri Raider Khusus 732/Banau Jalan Rambutan Lingkungan Skep Salahudin Ternate Tengah tersebut akan diikuti oleh pasukan gabungan TNI-Polri.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017