Ternate, 19/9 (Antara Maluku) - Harga komoditas perkebunan di Ternate, Maluku Utara (Malut) pada pekan ini bertahan jika dibandingkan sebelumnya, karena harga di daerah tujuan antarpulau juga seperti itu.

Pantauan Antara di sejumlah toko di Ternate yang membeli komoditas perkebunan, Selasa, menunjukkan harga cengkih bertahan Rp106.000/kg.

Transaksi komoditas cengkih di sejumlah tokoh yang membeli komoditas perkebunan terlihat sepi karena saat ini tanaman cengkih di Ternate dan daerah lainnya di Malut belum memasuki musim panen.

Harga biji pala juga bertahan pada angka Rp60.000/Kg dan fuli pala Rp120.000/kg dan harga ini diperkirakan akan bertahan hingga memasuki puncak musim panen raya yang diperkirakan mulai Oktober mendatang.

Begitu pula harga kopra kakao bertahan diangka Rp20.000/Kg, sedangkan harga kopra masih berada diangka Rp8.000/Kg atau merupakan harga terendah jika dibandingkan dengan awal 2017 yang sempat menembus angka Rp10.000/Kg.

Salah seorang petani kelapa di Ternate Ramli mengaku harga kopra yang hanya Rp8.000/kg sangat merugikan petani karena tidak bisa menutupi biaya produksi, seperti biaya petik dan pengasapan yang justru semakin mahal.

Oleh karena itu, mereka mengharapkan kepada pemerintah setempat untuk mengupayakan agar harga kopra bisa lebih baik yakni minimal mencapai Rp10.000/Kg, misalnya dengan cara mencarikan pembeli langsung dari Surabaya.

Harga kopra di Surabaya mencapai Rp15.000/Kg, oleh karena itu kalau ada pengusaha dari sana membeli langsung di Ternate mungkin harganya bisa naik sampai Rp12.000/Kg, kata Ramli menambahkan.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017