Ternate, 15/10 (Antara Maluku) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) berupaya menyukseskan penyelenggaraan lomba mancing internasional atau Widi International Fishing Tournament (WIFT) di Pulau Widi Kabupaten Halmahera Selatan, meski dihadapkan dengan keterbatasan dana.
"Apapun kendalanya, penyelenggaraan WIFT harus disukseskan, karena kegiatan itu akan memberi banyak manfaat bagi Malut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Malut, Buyung Rajilun di Ternate, Minggu.
Untuk penyelenggaraan WIFT Pada 25-29 Oktober 2017, Pemprov Malut membutuhkan dana sebesar Rp10 miliar, yang diusulkan dalam perubahan APBD 2017, namun hingga kini belum ada kepastian apakah DPRD Malut menyetujuinya atau tidak karena perubahan APBD 2017 belum disahkan.
Menurut Buyung, semua pihak di Malut seharusnya mendukung suksesnya penyelenggaraan WIFT, karena kegiatan itu akan menjadi momentum untuk mempromosikan potensi Malut sebagai destinasi Wisata mancing dunia.
Selain itu, juga menjadi sarana bagi Malut untuk memperjuangkan anggaran pembangunan infrastruktur, khususnya yang terkait dengan kepariwisataan dari pemerintah pusat, misalnya infrastruktur jalan yang menjadi akses ke objek wisata Pulau Widi dan objek wisata lainnya di Malut.
Oleh karena itu, kata Buyung, berapa pun dana yang dihabiskan untuk penyelenggaraan kegiatan yang akan dibuka Presiden Joko Widodo itu tidak perlu dipermasalahkan, karena dana yang akan dinikmati Malut nanti jauh lebih besar, baik dari kegiatan wisata maupun pembangunan infrastruktur.
Kegiatan WIFT yang akan dijadikan agenda tahunan itu, sesuai data terakhir dari panitia penyelenggara menyebutkan peserta yang akan ambil bagian sebanyak 375 orang dari berbagai club mancing profesional di dalam dan luar negeri.
Buyung Rajilun menambahkan, untuk mendukung pengamanan penyelenggaraan WIFT, khususnya terkait dengan kedatangan Presiden Joko Widodo, Gubernur Malut Abdul Ghani Kasuba telah mengusulkan pengoperasian kapal TNI AL di perairan Halmahera Selatan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Apapun kendalanya, penyelenggaraan WIFT harus disukseskan, karena kegiatan itu akan memberi banyak manfaat bagi Malut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Malut, Buyung Rajilun di Ternate, Minggu.
Untuk penyelenggaraan WIFT Pada 25-29 Oktober 2017, Pemprov Malut membutuhkan dana sebesar Rp10 miliar, yang diusulkan dalam perubahan APBD 2017, namun hingga kini belum ada kepastian apakah DPRD Malut menyetujuinya atau tidak karena perubahan APBD 2017 belum disahkan.
Menurut Buyung, semua pihak di Malut seharusnya mendukung suksesnya penyelenggaraan WIFT, karena kegiatan itu akan menjadi momentum untuk mempromosikan potensi Malut sebagai destinasi Wisata mancing dunia.
Selain itu, juga menjadi sarana bagi Malut untuk memperjuangkan anggaran pembangunan infrastruktur, khususnya yang terkait dengan kepariwisataan dari pemerintah pusat, misalnya infrastruktur jalan yang menjadi akses ke objek wisata Pulau Widi dan objek wisata lainnya di Malut.
Oleh karena itu, kata Buyung, berapa pun dana yang dihabiskan untuk penyelenggaraan kegiatan yang akan dibuka Presiden Joko Widodo itu tidak perlu dipermasalahkan, karena dana yang akan dinikmati Malut nanti jauh lebih besar, baik dari kegiatan wisata maupun pembangunan infrastruktur.
Kegiatan WIFT yang akan dijadikan agenda tahunan itu, sesuai data terakhir dari panitia penyelenggara menyebutkan peserta yang akan ambil bagian sebanyak 375 orang dari berbagai club mancing profesional di dalam dan luar negeri.
Buyung Rajilun menambahkan, untuk mendukung pengamanan penyelenggaraan WIFT, khususnya terkait dengan kedatangan Presiden Joko Widodo, Gubernur Malut Abdul Ghani Kasuba telah mengusulkan pengoperasian kapal TNI AL di perairan Halmahera Selatan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017