Ternate, 30/11 (Antara Maluku) - Harga komoditas perkebunan di Ternate, Maluku Utara (Malut) seperti cengkih, biji pala, fuli, kakao dan kopra pada pekan ini bertahan.
Pantauan Antara di sejumlah para pedagang di Ternate, Rabu, menunjuKkan harga cengkih bertahan pada angka Rp100.000/Kg, namun demikian tidak terlihat adanya transaksi komoditas unggulan Ternate itu.
Transaksi cengkih di Ternate diperkirakan akan kembali ramai pada pertengahan 2018, karena biasanya pada bulan itu sudah memasuki musim panen cengkih, tetapi harganya saat musim panen itu selalu anjlok sampai Rp50.000/Kg.
Harga biji pala juga tetap bertahan, khusus biji pala berkualitas bagus Rp55.000/Kg dan biji pala berkualitas kurang bagus (hancur) Rp22.000/Kg dan untuk fuli pala Rp122.000/Kg.
Para petani pala di sejumlah daerah di Malut, seperti di daerah Tidore Kepulauan umumnya tidak lagi menjual pala ke Ternate, karena daerah itu sudah ada perusahaan daerah yang membeli pala petani dengan harga yang lebih mahal dari harga pembelian di Ternate.
Harga kopra juga tetap bertahan diangka Rp8.500/Kg untuk kopra dengan kualitas kadar air diatas standar, sedangkan kopra dengan kadar air sesuai standar mencapai Rp10.000/Kg.
Para petani di Malut umumnya lebih banyak menghasilkan kopra dengan kualias kadar air lebih tinggi, karena proses pengolahannya umumnya menggunakan pengasapan yang biasanya sulit untuk mencapai kualitas kadar air sesuai standar.
Harga kakao tetap bertahan diangka Rp20.000/kg, namun transaksinya di Ternate terlihat agak sepih, karena para petani kakao yang umumnya dari wilayah Halmahera lebih memilih menjual langsung komoditas produknya kepada para pedagang pengumpul yang datang di daerah mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
Pantauan Antara di sejumlah para pedagang di Ternate, Rabu, menunjuKkan harga cengkih bertahan pada angka Rp100.000/Kg, namun demikian tidak terlihat adanya transaksi komoditas unggulan Ternate itu.
Transaksi cengkih di Ternate diperkirakan akan kembali ramai pada pertengahan 2018, karena biasanya pada bulan itu sudah memasuki musim panen cengkih, tetapi harganya saat musim panen itu selalu anjlok sampai Rp50.000/Kg.
Harga biji pala juga tetap bertahan, khusus biji pala berkualitas bagus Rp55.000/Kg dan biji pala berkualitas kurang bagus (hancur) Rp22.000/Kg dan untuk fuli pala Rp122.000/Kg.
Para petani pala di sejumlah daerah di Malut, seperti di daerah Tidore Kepulauan umumnya tidak lagi menjual pala ke Ternate, karena daerah itu sudah ada perusahaan daerah yang membeli pala petani dengan harga yang lebih mahal dari harga pembelian di Ternate.
Harga kopra juga tetap bertahan diangka Rp8.500/Kg untuk kopra dengan kualitas kadar air diatas standar, sedangkan kopra dengan kadar air sesuai standar mencapai Rp10.000/Kg.
Para petani di Malut umumnya lebih banyak menghasilkan kopra dengan kualias kadar air lebih tinggi, karena proses pengolahannya umumnya menggunakan pengasapan yang biasanya sulit untuk mencapai kualitas kadar air sesuai standar.
Harga kakao tetap bertahan diangka Rp20.000/kg, namun transaksinya di Ternate terlihat agak sepih, karena para petani kakao yang umumnya dari wilayah Halmahera lebih memilih menjual langsung komoditas produknya kepada para pedagang pengumpul yang datang di daerah mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017