Langgur, 6/12 (Antara Maluku) - Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) berupaya mengembalikan kejayaan komoditas kelapa Kei Besar dengan mendorong produksi minyak goreng di Desa Hollat dan Desa Waurtahait.

"Coconut oil atau minyak kelapa hasil rumah produksi Desa Hollat dan rumah produksi Desa Waurtahait di pulau Kei Besar kini dapat dijumpai di pasar tradisional di Malra maupun Kota Tual," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara, Seles Bastian Ngamelubun kepada wartawan di Langgur, Rabu.

Ia menyatakan, upaya Dinas Pertanian Malra mengembalikan kejayaan kelapa di Kei Besar telah dimulai sejak Maret dengan mendorong percepatan pengolahan buah kelapa menjadi minyak goreng.

Sasaran utamanya semua kecamatan di wilayah pulau Kei Besar, dimana komoditas kelapa tersebar merata di seluruh pulau.

"Ini merupakan aset ekonomi yang sangat potensial untuk mendongkrak dan meningkatkan ekonomi rakyat di pulau Kei Besar," kata Seles.

Menurut dia, dua rumah produksi minyak kelapa di Kei Besar (Hollath dan Waurtahait) sudah beroperasi dengan menggunakan mesin, yang merupakan bantuan dari APBD maupun APBN.

Ada enam titik (rumah produksi) yang akan dikembangkan di pulau Kei Besar dan satu titik sebagai penyangga di pulau Kei Kecil.

Saat ini, produksi secara rutin telah dilakukan oleh dua rumah produksi tersebut, dan sudah mulai dipasarkan secara tradisional di wilayah Langgur dan Tual.

"Upaya memasarkannya kami lakukan dengan memanfaatkan perkembangan IT baik dalam bentuk Aplikasi serta pemanfaatan media sosial," katanya.

Seles menyatakan, selain dapat memasarkan secara langsung, petani pun dapat menjual kepada koperasi di Dinas Pertanian Malra, sehingga petani tidak perlu memikirkan pemasaran dan hanya fokus pada kegiatan produksi.

Kendala yang dihadapi pada hakekatnya terletak pada kebiasaan masyarakat yang cenderung memanfaatkan minyak sawit, padahal ada minyak kelapa hasil produksi sendiri.

"Terkait kualitas, kita berusaha terus untuk mendorong peningkatannya. Harus diakui, hasil uji oleh Laboratorium Pangan Institut Pertanian Bogor menunjukkan hasilnya belum maksimal," katanya.

Berdasarkan uji kualitas tersebut, Distan Malra mengajukan permohonan bantuan mesin pemurnian minyak kelapa ke Kementerian Pertanian dan disambut positif melalui APBNP 2017.

"Mesin itu sudah digunakan di rumah produksi Hollath dan Waurtahait sehingga kualitas produksinya telah meningkat. Kita berharap tahun depan minyak kelapa produksi Kei Besar ini mendapatkan ijin BPOM dan sertifikat halal dari MUI," kata Seles.

Ia menambahkan, minyak goreng produksi Hollath dan Waurtahait cukup diminati masyarakat di Langgur maupun Tual, terbukti dari tingginya pesanan.

"Ke depan, kita berharap ada kebijakan dari pemerintah kabupaten Malra agar seluruh ASN membeli minyak kelapa produksi daerah ini. Selain dapat meningkatkan pendapatan petani daerah ini, minyak kelapa pun lebih sehat karena mengandung lemak baik," katanya.

Pewarta: Siprianus Yanyaan

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017