Ambon, 18/12 (Antara Maluku) - Peneliti Pusat Penelitian Laut Dalam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI), Robert Alik menemukan tempat selam tersembunyi di bagian utara Perairan Keffing, Kecamatan Seram Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur.
"Sangat indah, lokasinya bagus jika dikembangkan menjadi kawasan pariwisata, khususnya untuk spot selam," kata Robert di Ambon, Senin.
Tempat selam itu ditemukan saat PPLD-LIPI melakukan penelitian selama 10 hari untuk mengeksplorasi sumber daya hayati di perairan Keffing dan Geser pada 19 November 2017.
Robert Alik yang merupakan ahli terumbu karang, tak sengaja menemukannya ketika hendak mengambil Current Meter, alat untuk mengukur arah dan kecepatan arus laut milik peneliti PPLD-LIPI lainnya Johanis Lekalette, yang tenggelam.
Robert mengatakan spot selam baru itu berada di bagian utara perairan Keffing, lokasi tersebut ditandai sebagai stasiun pengamatan tiga.
Di situ, pada kedalaman 10 hingga 15 meter dari permukaan laut, terdapat goa bawah laut pada lereng terumbu yang terjal.
Goa bawah laut tersebut terlihat seperti surga tersembuyi dengan beragam tanaman sponge, tumbuhan akar bahar atau Euplexaura sp, koral gorgonian dan crynoid tumbuh menyebar di seluruh dinding terjal terumbu.
Keindahan pemandangan bawah laut juga didukung oleh berbagai jenis ikan karang dalam jumlah melimpah, seperti Abudefduf vaigiensis, Chrysiptera cyanea, Chrimis ternatensis, Dascillus reticulatus dan Pomacentrus molucenis.
"Untuk stasiun tiga tidak dilakukan transek, hanya pengamatan visual dan pengambilan gambar dan video," katanya.
Keanekaragaman terumbu karang di bagian utara perairan Keffing, kata Robert lagi, secara keseluruhan didominasi oleh terumbu karang jenis Acropora nobilis, Acropora Microphthalma, Acropora perilis, Acropora gomezi, Acropora subglabra dan Turbinaria reniformis.
Sedikitnya ada 82 jenis terumbu karang dengan dari 15 suku dan 36 marga di stasiun pengataman satu, dengan persentase tutupan komponen karang hidup sebesar 83,62 persen.
Sedangkan di stasiun pengamatan dua, ada 81 jenis terumbu karang dengan 15 suku dan 38 marga, persentase tutupan karang mencapi 79,12 persen.
Hal ini sedikit berbeda dengan bagian timur perairan Keffing, menurut Robert, kondisi tutupan karang di lokasi yang ditandai sebagai stasiun pengamatan empat, hanya mencapai 13,60 persen.
Karang hidup yang tumbuh di lokasi itu didominasi oleh jenis karang lunak (soft coral) Purites lutea.
"Kondisi karang batu lokasi ini berada pada ketegori sangat rusak," ucapnya.
Penelitian yang dilakukan PPLD-LIPI selama 10 hari di perairan Keffing dan sekitarnya, merupakan hasil kerja sama dengan Dinas Koperasi, UKM, Perindustian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Seram Bagian Timur.
Dalam pelaksanaanya, Kepala Dinas Koperindag Hasaluku Uyara bersama empat orang stafnya juga turun langsung dalam proses eksplorasi bersama 17 peneliti PPLD-LIPI.
Terkait penemuan spot selam baru, Hasaluku mengaku, sebelum penelitian dilakukan, masyarakat dan pemerintah setempat tidak mengetahui sama sekali mengenai lokasi tersebut.
"Ini adalah salah satu kekayaan Seram Timur yang tersembuyi. Kami juga sebelumnya tidak tahu ada spot selam di situ. Ini penting bagi kami untuk melakukan pendataan terkait potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Sangat indah, lokasinya bagus jika dikembangkan menjadi kawasan pariwisata, khususnya untuk spot selam," kata Robert di Ambon, Senin.
Tempat selam itu ditemukan saat PPLD-LIPI melakukan penelitian selama 10 hari untuk mengeksplorasi sumber daya hayati di perairan Keffing dan Geser pada 19 November 2017.
Robert Alik yang merupakan ahli terumbu karang, tak sengaja menemukannya ketika hendak mengambil Current Meter, alat untuk mengukur arah dan kecepatan arus laut milik peneliti PPLD-LIPI lainnya Johanis Lekalette, yang tenggelam.
Robert mengatakan spot selam baru itu berada di bagian utara perairan Keffing, lokasi tersebut ditandai sebagai stasiun pengamatan tiga.
Di situ, pada kedalaman 10 hingga 15 meter dari permukaan laut, terdapat goa bawah laut pada lereng terumbu yang terjal.
Goa bawah laut tersebut terlihat seperti surga tersembuyi dengan beragam tanaman sponge, tumbuhan akar bahar atau Euplexaura sp, koral gorgonian dan crynoid tumbuh menyebar di seluruh dinding terjal terumbu.
Keindahan pemandangan bawah laut juga didukung oleh berbagai jenis ikan karang dalam jumlah melimpah, seperti Abudefduf vaigiensis, Chrysiptera cyanea, Chrimis ternatensis, Dascillus reticulatus dan Pomacentrus molucenis.
"Untuk stasiun tiga tidak dilakukan transek, hanya pengamatan visual dan pengambilan gambar dan video," katanya.
Keanekaragaman terumbu karang di bagian utara perairan Keffing, kata Robert lagi, secara keseluruhan didominasi oleh terumbu karang jenis Acropora nobilis, Acropora Microphthalma, Acropora perilis, Acropora gomezi, Acropora subglabra dan Turbinaria reniformis.
Sedikitnya ada 82 jenis terumbu karang dengan dari 15 suku dan 36 marga di stasiun pengataman satu, dengan persentase tutupan komponen karang hidup sebesar 83,62 persen.
Sedangkan di stasiun pengamatan dua, ada 81 jenis terumbu karang dengan 15 suku dan 38 marga, persentase tutupan karang mencapi 79,12 persen.
Hal ini sedikit berbeda dengan bagian timur perairan Keffing, menurut Robert, kondisi tutupan karang di lokasi yang ditandai sebagai stasiun pengamatan empat, hanya mencapai 13,60 persen.
Karang hidup yang tumbuh di lokasi itu didominasi oleh jenis karang lunak (soft coral) Purites lutea.
"Kondisi karang batu lokasi ini berada pada ketegori sangat rusak," ucapnya.
Penelitian yang dilakukan PPLD-LIPI selama 10 hari di perairan Keffing dan sekitarnya, merupakan hasil kerja sama dengan Dinas Koperasi, UKM, Perindustian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Seram Bagian Timur.
Dalam pelaksanaanya, Kepala Dinas Koperindag Hasaluku Uyara bersama empat orang stafnya juga turun langsung dalam proses eksplorasi bersama 17 peneliti PPLD-LIPI.
Terkait penemuan spot selam baru, Hasaluku mengaku, sebelum penelitian dilakukan, masyarakat dan pemerintah setempat tidak mengetahui sama sekali mengenai lokasi tersebut.
"Ini adalah salah satu kekayaan Seram Timur yang tersembuyi. Kami juga sebelumnya tidak tahu ada spot selam di situ. Ini penting bagi kami untuk melakukan pendataan terkait potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017