Ambon, 24/12 (Antaranews Maluku) - Para nelayan tradisional diimbau mewaspadai gelombang tinggi sekitar 4 hingga 6 meter di laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah, pada beberapa hari ke depan.

"Gelombang setinggi 4 - 6 meter berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, Minggu.

Imbauan tersebut telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku maupun sembilan kabupaten dan dua kota. Begitu pun, kepada para Bupati maupun Wali Kota se - Maluku.

Karena itu, para nelayan yang hendak menangkap ikan diminta tidak memaksakan diri melaut hanya dengan mengandalkan armada tradisional.

"Armada tradisional berupa perahu yang biasanya disebut ketinting tersebut tidak kuat menahan gempuran ombak setinggi tiga meter sehingga lebih baik mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut," ujar George.

Meski demikian, tinggi gelombang di laut Banda itu tidak diperburuk hembusan angin kencang.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang lebih dari 30 KM/jam berpeluang terjadi di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dan Maluku Tenggara Barat (MTB).

Kabupaten MBD merupakan daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3 T) yang secara geografis berdekatan dengan Timur Leste dan Australia.

George mengemukakan, dalam kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan jika dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," tegasnya.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017