Ternate, 3/2 (Antaranews Maluku) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Utara (Malut) akan menyiapkan kebijakan untuk peningkatan investasi, terutama industri manufaktur guna menghasilkan produk hilir yang berkualitas dan kompetitif.

Kadis Perindag Pemprov Malut, Asrul Gailea di Ternate, Sabtu, mengatakan, Malut akan menyiapkan regulasi dengan kebijakan baru yang terkait dengan aturan di bidang investasi.

Menurut dia, regulasi dimaksud seperti pelayanan cepat dengan biaya 0 persen dan penyediaan lahan serta SDM yang kompeten dalam mendukung sektor hulu, untuk mempermudah investasi.

Selain tambang, Malut juga punya kekayaan alam berupa perkebunan cengkih, pala, kelapa, kakao, dan kayu yang selama ini belum terekspos ke pasar internasional.

Perdagangan hasil perkebunan ini masih dilakukan secara tradisional dengan mengandalkan pasar Surabaya, Bitung dan Makassar, yang sama sekali tidak menguntungkan para petani apalagi mau meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan mereka.

Untuk itu, Asrul menyarankan agar seluruh pemangku kepentingan agar duduk bersama memikirkan nasip petani kecil.

Dia menambahkan, Kementerian Perdagangan RI telah selesai melaksanakan kegiatan rapat kerja yang dilangsungkan pada 31 Januari hingga 2 Februari 2018.

Rapat kerja yang bertempat di Hotel Borobudur itu mengambil tema Akselerasi Perdagangan di Era Ekonomi Digital.

Rapat kerja Kemendag itu dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo dengan narasumber Menko Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri Pariwisata, Menteri Keuangan, Merteri Perhubungan Serta Ketua Kadin mengkaji beberapa isu strategi terutama bagaimana memacu kinerja ekspor Indonesia.

Pemerintah pusat menyoroti kinerja ekspor Indonesia yg masih kalah bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dimana Indonesia hanya mampu mendongkrak ekspor sebesar 17 persen pada tahun 2017 sementara sahabat tetangga sudah mencapai di atas 20 persen.

Asrul Gailea menambahkan, kinerja ekspor itu tentunya sangat terkait dengan kinerja instansi sektor lain seperti pertambangan, perikanan, pertanian, industri, dan investasi. 

"Bagaimana mau meningkatkan ekspor bila tidak ada investasi terutama di bidang industri manufaktur, jadi ekspor itu sangat relevan dengan investasi," ujarnya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018