Ambon (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Buru, Maluku mengintensifkan pemantauan pasar untuk mengendalikan harga jual beras di daerah itu.
"Kami melakukan sidak pasar dan menggelar pasar murah. Itu langkah-langkah antisipasi untuk mengendalikan harga beras menjelang Ramadhan," ucap Kepala Disperindag Kabupaten Buru Syahfan Umasugi saat dihubungi dari Ambon, Senin.
Umasugi mengatakan upaya Disperindag Buru mengendalikan harga beras ini dilakukan bersama instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan instansi lainnya yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Pasalnya, berdasarkan pantauan di lapangan harga beras saat ini mengalami kenaikan. Beras premium menyentuh harga Rp19.000 dari yang sebelumnya Rp17.000 per kilogram.
Kenaikan harga juga terjadi pada jenis beras lokal yang juga mengalami kenaikan jadi Rp14.000 dari sebelumnya Rp12.000.
"Kami tetap melakukan sidak agar tidak terjadi penimbunan beras apalagi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri," tuturnya.
Sementara itu saat ini pihaknya juga sedang menunggu kedatangan beras yang dikirim langsung dari Ambon dan dari Surabaya, Jawa Timur.
"Untuk bahan pokok beras sendiri akan masuk 500 ton dari Ambon ke gudang Bulog Waeapo. Sementara ini yang baru masuk ada 180 ton," tuturnya.
Selain itu pihaknya juga memastikan ketersediaan bahan pokok lainnya untuk Kabupaten Buru dapat terpenuhi hingga Idul Fitri 1445 Hijriah.
Sebanyak 60 kontainer bahan pokok yang akan masuk ke Kabupaten Buru dikirim langsung dari Surabaya, Jawa Timur.
Dari keseluruhan 60 kontainer tersebut, 55 kontainer di antaranya merupakan bahan pokok seperti minyak goreng, beras, terigu, dan lain-lain untuk Kabupaten Buru, sementara sisanya adalah komoditas lainnya.
Baca juga: DPRD Maluku: Pemda harus kendalikan harga beras lewat operasi pasar